MAUMERE, SALAMTIMOR.COM – Bupati Sikka Robi Idong menegaskan bahwa dalam rangka memerangi nyamuk penyebab DBD perlu adanya gerakan yang masif, menyeluruh dan serentak.
Pernyataan ini disampaikan Bupati Sikka saat memberikan arahan dalam rapat koordinasi DBD dengan instansi terkait di aula Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Senin,19/10/2020. Kepada peserta Rakor yang adalah para kepala OPD, para Camat dan para kepala Puskesmas, Bupati Robi menegaskan bahwa koordinasi penting, karena ini perlu gerakan yang masif, menyeluruh, serentak. Masif artinya dikerjakan secara besar-besaran oleh semua orang, menyeluruh artinya semua terlibat dimana saja, serentak artinya dalam waktu yang sama.
Bentuk perilaku masyarakat setiap jam 6 pagi lanjutnya, adalah dengan aksi bersih-bersih. Kita jadikan ini sebagai aksi bersama di kantor-kantor, di sekolah-sekolah dan dimana saja untuk dipastikan jam 6 sampai jam 8 pagi itu adalah kegiatan bersih-bersih lingkungan sampai dengan bulan Desember dan seterusnya, jelas Robi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dengan demikian jam aktifitas dimulai pada pukul 08.15. Jadi kita harus siapkan lingkungan ini dengan baik. Tidak ada artinya orang sekolah sampai professor doktor, pangkat sampai jendral, tetapi kita mati karena lingkungan yang tidak kita kelola dengan baik. Itu tidak ada kecerdasan sama sekali. Kecerdasan utama orang dalam hidup itu adalah bagaimana dia bisa mengelola lingkungan tempat kita tinggal yakni bumi ini, ucapnya.
Lebih lanjut Bupati Robi menegaskan kepada inspektorat untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja aparatur dalam menangani berkurangnya jumlah kasus DBD di Kabupaten Sikka. Bupati memerintahkan kepada inspektorat untuk lakukan pemeriksaan jika ada aparatur yang tidak melakukan aksi apa-apa. Dan terkait hal ini Bupati Robi akan mengeluarkan instruksi.
“Nanti akan dibuatkan dalam instruksi untuk dinas-dinas,kalau ada yang tidak melaksanakan langsung diperiksa di masa DBD sampai dengan bulan April,ada camat,lurah dan kepala dinas yang tidak mengindahkan perintah berdasarkan kesepakatan bersama itu adalah pelanggaran, dan sangsinya jelas antara lain,copot jabatan,turun pangkat atau penundaan kenaikan pangkat,”ungkap Bupati Sikka ini.
Hal ini dilakukan, lanjutnya karena target yang mau dicapai besar yakni kematian nol dan kasusnya kurang dari 100. Selain itu Bupati Robi juga menegaskan bahwa akan memberikan reward bagi yang terbaik dalam menangani kasus DBD ini, terang Robi Idong. Sumber: (METROTIMOR.ID)