BUPATI TTS JANJI BANGUN RUMAH LAYAK HUNI BAGI MANTAN PELARI NASIONAL, KHATARINA NESIMNASI

Keterangan Gambar: Bupati TTS di dampingi Ketua Tim PKK Kab. TTS dan Kepala Desa Oof saat berada di rumah mantan pelari nasional, Khatarina Nesimnasi

SoE, SALAMTIMOR.COM— Masa pensiun memang menjadi momok buat para atlet. Tak sedikit dari mereka yang melarat, jatuh, bahkan bangkrut, setelah masa edarnya sebagai atlet berakhir. Demikian pula halnya yang dialami oleh mantan pelari nasional asal TTS-NTT, Khatarina Nesimnasi (kelahiran Noenoni-TTS, 04 April 1968).

Mantan pelari nasional, Khatarina Nesimnasi yang pernah bergelimang prestasi, antara lain, Juara 3 pada PON X tahun 1981 untuk cabang olahraga atletik nomor lari 3000 meter mewakili NTT, Juara 2 Kejuaraan Atletik di Filipina, Juara 1 Kejuaraan atletik di Hongkong, Juara 2 Kejuaraan Atletik di Thailand, juara 6 Kejuaraan Atletik di Malaysia (karena terjatuh saat itu), Juara 1 Kejuaraan Pordat 3.000 M, 800 M, 1.500 M di SoE, kini nasibnya jauh panggang dari api.

Kondisi kehidupan yang miris, yang terekspos lewat sejumlah media sosial pada beberapa hari terakhir, sontak menarik rasa simpati dan empati dari berbagai kalangan yang silih berganti mendatangi kediaman Khatarina Nesimnasi untuk memantau lebih dekat kondisi hidup dan keberadaan Khatarina yang saat ini berdomisili di desa Oof, Kecamatan Kuatnana, Kabupaten TTS.

Dan hari ini, Minggu 22/11, Bupati Timor Tengah Selatan, E.P Tahun, ST.MM mengunjungi langsung kediaman Khatarina Nesimnasi yang berada di sebuah wilayah terpencil di desa Oof. Dalam kunjungannya, Bupati TTS yang di dampingi Ketua Tim PKK Kab. TTS, sejumlah OPD dan Kepala Desa Oof menyampaikan rasa empatinya kepada Khatarina dan berjanji akan segera mendroping bahan bangunan untuk membangun rumah layak huni bagi yang bersangkutan.

Dalam kunjungan tersebut, Bupati TTS menyampaikan bahwa “kurang lebih 29 tahun lalu, Khatarina Nesimnasi mengharumkan nama bangsa Indonesia hingga ke luar negeri melalui sejumlah prestasi yang di ukir. Namun kondisinya seperti begini. Jadi kondisi ini tidak bisa kita biarkan. Maka sekarang Bapak Kepala Desa tanggung kerja (tukang) dan kayu, sementara saya bantu semen, seng dan kenderaan untuk angkutan pasir dan batu. Paling lambat besok atau lusa oto sudah datang untuk angkut pasir.” Janji Bupati Tahun.

Ditanya oleh media ini, apakah bantuan pembangunan rumah tersebut berasal dari APBD TTS atau dari pribadi Bupati, beliau menyatakan bahwa “ini spontanitas dari saya. Karena kalau mau dari APBD maka mesti ditetapkan tahun ini dulu baru bisa realisasi pada tahun depan.” Ungkapnya.

Lanjut Bupati Epy, “akan kita bantu juga dengan meteran listrik. Ini yang bisa kami perhatikan dan semoga bermanfaat.” Tutup Bupati Epy sambil pamit dan meninggalkan lokasi tersebut.

Keterangan Gambar: Ketua Tim PKK TTS berbincang dengan Khatarina Nesimnasi (Mantan pelari nasional)

Kepala Desa Oof, Yermias Niko Betty menyatakan bahwa “kondisi mama Khatarina ini cukup memprihatinkan. Walaupun pernah berjasa mengaharumkan nama bangsa di level internasional dan nama daerah pada level nasional, tapi kehidupannya seperti yang kita lihat bersama ini. Sangat jauh dari kata cukup untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari dan rumah yang memang tidak layak huni. Tapi kondisi ini baru diketahui oleh berbagai pihak dan pemerintah daerah setelah terekspos melalui media sosial.” Ujar Betty.

Lanjutnya, “sebagai Kepala Desa, saya berterima kasih kepada Bapak Bupati yang hari ini hadir, juga semua pihak yang sudah hadir dan menyaksikan langsung kondisi hidup mama Khatarina yang sudah janda ini. Semoga perhatian dari para pihak berguna dan bermanfaat untuk membantu mengurangi beban orang yang pernah berjasa mengangkat nama bangsa dan daerah. Saya akan langsung mengkoordinir pembangunan rumah layak huni bagi mama Khatarina.” Tutupnya.

Sementara itu, kepada media ini Khatarina Nesimnasi menyatakan bahwa “saya megucapkan terima kasih yang tulus tak terhingga kepada Bapak Bupati dan semua pihak yang hendak membantu saya untuk mendirikan rumah layak huni. Kiranya Tuhan yang membalas semua jasa baik Bapak/Ibu sekalian.” Ungkap Khatarina sambil mengusap air matanya kepada media ini.

Olahraga bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga profesi yang bisa mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa atau daerah. Sebagai atlet, mereka telah mengorbakan waktu, masa muda, pendidikan. Kalau mereka berprestasi, tapi tidak ada apresiasi, ya, pasti kecewa juga. Pemberian apresiasi kepada para atlet otomatis akan memantik semangat mereka untuk tetap tekun, giat dan bekerja keras demi nusa dan bangsa. Ketika mereka naik podium untuk menerima penghargaan, lalu lagu kebangsaan Indonesia dinyanyikan, maka distulah sukma kita bergetar sebagai warga negara. (Tim)

Pos terkait