Oleh: Merryn Lakapu
Anak adalah pewaris keturunan dan penerus bangsa. Tidak heran, ada banyak harapan yang diembankan kepada anak. Tidak hanya terbatas pada indeks kemampuan intelektual, namun kepribadian anak yang baik menjadi harapan utama orangtua.
Dalam kehidupan bermasyarakat, kadang kita menemukan anak-anak dengan kepribadian yang kurang baik, sulit diatur dan cenderung memberontak. Lantas, siapa yang harus disalahkan?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan hasil pengamatan di masyarakat, anak yang sulit diatur memiliki kepribadian yang berpegang teguh pada hasil pemikiran sendiri. Sehingga, apa yang dianggapnya baik akan dilakukan tanpa mempertimbangkan pandangan orang lain.
Hal ini akan membentuk pandangan masyarakat, bahwa anak tersebut adalah anak yang sulit diatur serta pembangkang.
Selain itu, bagaimana cara orangtua mendidik anak sangat mempengaruhi perilaku anak ke depan. Anak yang dididik dengan tekanan dan kekerasan akan cenderung melakukan hal yang serupa. Bahkan, hal ini akan menjadi cerminan diri anak tersebut.
Berbeda dengan orangtua yang mendidik anak dengan cara komunikasi dua arah serta menggunakan sistem penghargaan dan hukuman. Dengan komunikasi dua arah, anak akan merasa dihargai dan diberi kesempatan untuk mengungkapkan isi hati dan pendapatnya.
Dengan demikian, anak tidak perlu melakukan hal-hal yang tidak baik hanya untuk mendapat perhatian dan ruang untuk mengekspresikan diri.
Selanjutnya, lingkungan pergaulan anak akan sangat berpengaruh pada perilaku anak tersebut. Banyak anak yang kehilangan kepribadiannya karena terpengaruh oleh lingkungan pergaulan yang cenderung mengarah ke arah yang negatif.
Salah satu contoh, anak yang awalnya tidak merokok namun bergaul dengan anak yang merokok serta tumbuh di lingkungan perokok, cenderung akan menjadi perokok. Oleh karena itu, perlu ditanamkan kepribadian yang baik secara permanen dan kuat di dalam diri anak mulai dari lingkungan keluarga.
Kemudian, salah satu hal yang mempengaruhi perilaku anak yang sulit diatur yaitu usia dan perkembangan hormon pada anak. Contohnya, anak yang sedang mengalami pubertas atau masa peralihan dari anak-anak ke remaja akan memiliki perilaku yang berbeda dari sebelumnya.
Mereka menjadi lebih sensitif dan berusaha mencari jati diri melalui hal-hal baru. Oleh Karena itu, orangtua perlu memberi perhatian khusus bagi anak pada masa ini, baik melalui diskusi ataupun lebih dekat dengannya, agar anak tidak mencari kenyamanan serta mencari tahu hal baru dari orang lain yang belum tentu benar.
Kepribadian anak, cara didik orangtua, pengaruh lingkungan pergaulan serta usia dan perkembangan hormon adalah komponen yang turut mengambil bagian dalam pembentukan kepribadian anak. Semua komponen ini perlu mendapat perhatian dari orangtua, sehingga anak bisa memiliki kepribadian yang baik dan kuat sejak dini.
Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Oleh karena itu, orangtua sangat berperan dalam menciptakan generasi penerus yang berkpribadian baik.
Selain itu, anak juga harus mengetahui bagaimana cara bersikap dan berperilaku sesuai norma. Anak harus dapat membatasi diri dari hal-hal yang tidak baik serta dapat menempatkan diri dengan tepat sesuai situasi dan kondisi.
Penulis adalah anggota Youth Advisory Panel (YAP) Yayasan Plan International Indonesia