Atoni Pah Meto

- Redaksi

Senin, 19 Oktober 2020 - 14:41 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

Dibaca 29 kali
facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Atoni Pah Meto (Middelkoop) atau yang lebih lazim disebut Atoin Meto adalah suku bangsa asli di Pulau Timor. Suku bangsa ini kini terbanyak jumlahnya di Timor Barat, termasuk juga di distrik Ambenu, Timor Leste.

Nama Atoni Meto disemaikan oleh para leluhurnya yang berarti orang daratan atau pulau kering. Atoin Meto, menurut penuturan seorang Mafefa (penutur sejarah) bernama N. Fobia (tamatan VVS 1925) yang direkam pada tanggal 19 dan 20 Januari 1969, mengatakan bahwa : Atoin Meto adalah turunan asimilasi dari dua tipe manusia, yang disebut Molus/Melus/Melas yang berasal dari kepulauan Melanesia dan Peunjamas, (Kenurawan) yang berasal dari kepulauan Polinesia. Ungkapan ini cocok dengan apa yang diutarakan oleh Ormeling dalam buku The Timor Problem.

Molus dan Peunjamas hidup secara nomaden di Timor, mereka meramu bahan makanannya dari alam berupa buah-buahan, umbi-umbian, daun-daunan, kulit manis, memungut madu dan berburu satwa. Mereka hanya berkeliaran dan tinggal di gua-gua batu secara berkelompok. Mereka belum mengenal barang dari logam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Alat kebutuhan terbuat dari batu cadas, tulang dan kayu keras. Menyusul datang ke Timor suku bangsa Papua, mereka juga hidup secara nomaden dan belum mengenal logam. Mereka bermukim di Timor Timur dan juga di Alor.

Mereka diibaratkan sebagai burung dengan siul dan kecauan beraneka, ayam dengan kokok dan kotekan beraneka (kolo hanamfaun, manu hanamfaun) maksudnya berbahasa lokal berbeda-beda.

Menyusul lagi datang ke Timor suku bangsa Helong dan Jabi dari Ternate dan Tidore, mereka ini sudah mengenal logam, bertani dan membangun perumahan. Tanaman yang dikembangkan adalah keladi, ubi jalar (loil nai jabis) turi. Kemudian datang lagi suku bangsa Malaka, Sulawesi Selatan (Luwuk) Bali, Jawa dan Sumatera. Suku bangsa ini lebih berbudaya dan sudah lebih maju. Akibat kedatangan suku-suku baru ke Timor, terjadilah percampuran darah dan budaya. Atoin Metopun mulai bertani dan membangun perumahannya.

Namun bentuk perumahan Atoin Meto mencerminkan kondisi gua, sehingga rumahnya bulat, kerucut berpintu satu dan sempit.

sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=1501

Berita Terkait

Bahaya Perpanjang Masa Jabatan Kepala Desa
Kemerdekaan Pers: Dewan Pers Dilarang Minta Perusahaan Pers Melakukan Pendaftaran!
Sejarah Sumpah Pemuda dan Asa Kita
PERAWATAN DIRI PADA ORANG HIV/AIDS DENGAN KOINFEKSI TB (TUBERCULOSIS)
Analisis Terhadap Diskresi Keputusan Penundaan Pilkades
Kisah Kain Lap dari Celana Dalam Kotor
Menunda Pilkades: Situasional atau By Design?
ANAK SULIT DIATUR, SALAH SIAPA?
Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

Berita Terkait

Selasa, 23 April 2024 - 12:46 WITA

IPS gelar Kegiatan Membangun Budaya Literasi Sains, Numerasi, dan Bahasa Inggris Melalui Game Bagi Siswa SD di Desa Kesetnana

Jumat, 5 April 2024 - 20:46 WITA

Mahasiswa IPS Gelar Survey Pangan di Desa Bikekneno

Sabtu, 3 Februari 2024 - 22:58 WITA

Syukuran Tahunan, IPPAT dan INI Berbagi Kasih Kepada Anak-Anak Stunting di Desa Kesetnana

Minggu, 10 Desember 2023 - 23:03 WITA

Bupati TTS Hadiri Kegiatan Sosialisasi Transparansi PBJ Satuan Pendidikan dan Onboarding UMKM Lokal

Sabtu, 9 Desember 2023 - 12:54 WITA

Tanggap Terhadap Wilayah Terdampak Kekeringan, BPBD TTS Salurkan Air Bersih

Kamis, 7 Desember 2023 - 09:21 WITA

Pemkab TTS Raih Predikat B Akuntabilitas Kinerja Tahun 2023 Setelah Sepuluh Tahun Memperoleh Nilai CC

Selasa, 5 Desember 2023 - 23:52 WITA

Kepsek SMPN Nefotes: YASPENSI Beri Warna Tersendiri Dalam Pendampingan Literasi

Selasa, 5 Desember 2023 - 16:53 WITA

Hadiri Hari Bhakti PU, Bupati TTS Tegaskan ASN Harus Netral Pada Pemilu 2024

Berita Terbaru

TTS

Mahasiswa IPS Gelar Survey Pangan di Desa Bikekneno

Jumat, 5 Apr 2024 - 20:46 WITA