Bejat! Gadis 16 Tahun Diperkosa Kakek Kandung, Om dan 3 Orang Sepupu Hingga Hamil, Begini Kisahnya

- Redaksi

Rabu, 17 November 2021 - 13:16 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

Dibaca 78 kali
facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Korban perkosaan ET (16 tahun) saat didampingi melapor ke Sanggar Suara Perempuan SoE hari ini 17/11/2021. (Foto: ST/Inyo)

Korban perkosaan ET (16 tahun) saat didampingi melapor ke Sanggar Suara Perempuan SoE hari ini 17/11/2021. (Foto: ST/Inyo)

SoE, SALAMTIMOR.COM — Nasib naas dialami oleh seorang gadis berinisial ET (16 tahun) asal desa Snok, kecamatan Amanatun Utara, kabupaten TTS.

Gadis malang tersebut diperkosa oleh lima orang sekaligus. Kelima pria bejat tersebut masing-masing berinisial AA, SA, SB, ST, dan MT.

Mirisnya, kelima pelaku pemerkosa tersebut merupakan kakek kandung, sepupu dan om dari korban sendiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kasus tersebut baru terungkap ketika keluarga korban yang lain mengetahui bahwa ET sudah hamil 4 bulan.

Korban selama ini tinggal bersama kakeknya, Marthen Tahao sejak kelas 6 SD karena ayah dan ibunya telah lama berpisah.

Sang ibu memilih merantau keluar kabupaten TTS, sedangkan sang ayah tinggal bersama calon istri barunya.

Tidak terima dengan kejadian bejat ini, maka ET didampingi oleh Wasti Asbanu (sepupu korban) mendatangi Sanggar Suara Perempuan (SSP) SoE untuk melaporkan kasus tersebut.

Kronologis kejadian!

Kepada media online Salamtimor.com pada 17/11/2021, korban ET dengan berlinang air mata menceritakan nasib malang yang menimpa dirinya.

Kejadian tersebut mulai terjadi pada bulan Juli hingga Agustus 2021. Dan yang menyedihkan adalah para pelaku merupakan keluarga dekat korban sendiri.

ET menuturkan bahwa para pelaku saat melancarkan aksi bejatnya, mengancam akan membunuh dirinya jika melawan.

Dan setelah puas menyalurkan hasrat seksualnya, pelaku AA memberikan sejumlah uang tutup mulut kepada korban.

Pelaku yang pertama kali memperkosa ET berinisial AA (sepupu korban). AA masuk ke dalam kamar ET pada tengah malam, lalu memperkosanya dengan mengancam ET menggunakan pisau jika melawan atau tidak melayani nafsu bejatnya.

Takut dengan ancaman pelaku, ET terpaksa melayani pelaku dan seusai memperkosa korban, pelaku AA meninggalkan uang 50ribu rupiah lalu keluar dari kamar korban.

Keesokan harinya, korban kembali di perkosa. Namun kali ini, pelaku merupakan adik AA yang berinisial SA. Dengan motif yang sama, pelaku masuk kedalam kamar korban pada malam hari dengan membawa sebilah pisau lalu mengancam akan membunuh ET jika tidak mau melayaninya.

Tidak sampai di situ, korban ET kembali diperkosa oleh pelaku lainnya beberapa hari berselang. Kali ini pelakunya berinisial SB dan ST. Keduanya  merupakan sepupu dan om dari korban sendiri.

Modus dan trik yang digunakan SB dan ST sama dengan pelaku AA dan SA. Keduanya menggunakan sebilah pisau untuk mengancam ET lalu memperkosanya.

Lebih parahnya lagi, ET kembali di perkosa oleh MT yang merupakan kakek kandungnya sendiri yang selama ini tinggal serumah bersama ET.

Modusnya sama dengan para pelaku terdahulu, yakni pelaku membawa pisau dan mengancam akan membunuh korban jika tidak melayani nafsu bejat sang kakek renta.

”Kakek saya sendiri juga perkosa saya. Saya tidak bisa melawan, karena dia juga ancam saya pakai pisau,” tutur ET.

Karena merasa terancam, akhirnya korban memutuskan untuk lari dari rumah sang kakek. Korban pergi ke rumah keluarganya, Yusuf Meta dan bertemu dengan Dikson Meta.

Kepada Dikson, korban menceritakan seluruh kejadian tragis yang dialaminya. Tak lama berselang, polisi dari Polsek Amanatun Utara datang dan menjemput korban untuk diperiksa (korban juga tidak mengetahui siapa yang melapor ke pihhak kepolisian).

Karena trauma dengan kejadian yang dialami dan para pelaku belum ditangkap, maka korban memutuskan untuk sementara waktu tinggal di Kota SoE bersama Wasti Asbanu, yang merupakan sepupu korban.

Penulis: Inyo Faot

Berita Terkait

IPS gelar Kegiatan Membangun Budaya Literasi Sains, Numerasi, dan Bahasa Inggris Melalui Game Bagi Siswa SD di Desa Kesetnana
Mahasiswa IPS Gelar Survey Pangan di Desa Bikekneno
Syukuran Tahunan, IPPAT dan INI Berbagi Kasih Kepada Anak-Anak Stunting di Desa Kesetnana
Lantik 12 Pejabat Eselon II, Bupati TTS: Kita Harus Pertahankan Opini WTP
Bupati TTS Hadiri Kegiatan Sosialisasi Transparansi PBJ Satuan Pendidikan dan Onboarding UMKM Lokal
Tanggap Terhadap Wilayah Terdampak Kekeringan, BPBD TTS Salurkan Air Bersih
Pemkab TTS Raih Predikat B Akuntabilitas Kinerja Tahun 2023 Setelah Sepuluh Tahun Memperoleh Nilai CC
Kepsek SMPN Nefotes: YASPENSI Beri Warna Tersendiri Dalam Pendampingan Literasi

Berita Terkait

Selasa, 23 April 2024 - 12:46 WITA

IPS gelar Kegiatan Membangun Budaya Literasi Sains, Numerasi, dan Bahasa Inggris Melalui Game Bagi Siswa SD di Desa Kesetnana

Jumat, 5 April 2024 - 20:46 WITA

Mahasiswa IPS Gelar Survey Pangan di Desa Bikekneno

Sabtu, 3 Februari 2024 - 22:58 WITA

Syukuran Tahunan, IPPAT dan INI Berbagi Kasih Kepada Anak-Anak Stunting di Desa Kesetnana

Minggu, 10 Desember 2023 - 23:03 WITA

Bupati TTS Hadiri Kegiatan Sosialisasi Transparansi PBJ Satuan Pendidikan dan Onboarding UMKM Lokal

Sabtu, 9 Desember 2023 - 12:54 WITA

Tanggap Terhadap Wilayah Terdampak Kekeringan, BPBD TTS Salurkan Air Bersih

Kamis, 7 Desember 2023 - 09:21 WITA

Pemkab TTS Raih Predikat B Akuntabilitas Kinerja Tahun 2023 Setelah Sepuluh Tahun Memperoleh Nilai CC

Selasa, 5 Desember 2023 - 23:52 WITA

Kepsek SMPN Nefotes: YASPENSI Beri Warna Tersendiri Dalam Pendampingan Literasi

Selasa, 5 Desember 2023 - 16:53 WITA

Hadiri Hari Bhakti PU, Bupati TTS Tegaskan ASN Harus Netral Pada Pemilu 2024

Berita Terbaru

TTS

Mahasiswa IPS Gelar Survey Pangan di Desa Bikekneno

Jumat, 5 Apr 2024 - 20:46 WITA