SoE, SALAMTIMOR.COM – Keterbatasan fisik bukanlah alasan untuk berdiam diri tanpa melakukan sesuatu.
Hal ini dibuktikan oleh seorang difabel asal desa Mio, kecamatan Amanuban Selatan, kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Acy Beti, adalah seorang difabel tangguh yang patut dijadikan inspirasi dan teladan oleh sejumlah kaum difabel di TTS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sudah sejak lama Acy bekerja sebagai sorang pemukul batu cor yang dijual per karung Rp. 10.000. Kerja kerasnya semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Saat ditemui di kediamannya pada Minggu (07/11), Naema Sabuna yang merupakan ibu kandung dari Acy Beti mengisahkan bahwa putrinya tersebut merupakan kaum difabel dengan gangguan mental.
“Acy sangat rajin dan penurut. Dari hasil kerjanya, maka uang yang di dapat dipakai untuk kebutuhan kami sehari-hari.” kata Naema.
Lanjut Naema,”saya mempunyai 8 orang anak. Suami saya sudah meninggal dunia sejak tahun 2013 lalu. Ada beberapa anak saya merantau di beberapa tempat. Selama ini kami bekerja sebagai pemukul batu.”
“Anak saya memang ada yang merantau dan bekerja di sana, tapi saya tidak mau untuk meminta uang karena saya tau mereka juga punya banyak keperluan untuk rumah tangga mereka.” kisah Naema
“Selama ini anak saya Acy yang membantu saya dalam semua pekerjaan walaupun kondisi fisik dan mentalnya seperti itu.” ucap Naema
“Ia lahir tanggal 11 Agustus 1997 dan saat ini sudah berusia 24 tahun. Namun kelakuannya sama seperti anak-anak. Walaupun demikian, Acy sangat rajin dalam bekerja.” tutur Naema
“Saya kumpulkan batu kali dari kebun atau dari kali dan Acy yang memukul batu tersebut. Sehari kami bisa menghasilkan uang sebesar Rp. 30.000 dari penjualan batu tersebut.” tutup Naema.
Penulis: Inyo Faot