SoE, SalamTimor.com — Kantor Bahasa Propinsi NTT menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang dilaksanakan pada Rabu (09/11/22) di aula SMP Negeri 3 SoE.
Kegiatan Festival ini di buka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan, Drs. Seperius E. Sipa, M.Si.,
Dalam sambutannya, Sekda TTS mengapresiasi serta mengacungkan jempol kepada pengurus Kantor Bahasa Provinsi NTT yang berhasil melaksanakan kegiatan festival bahasa dawan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sekda TTS juga menyampaikan bahwa dengan adanya kegiatan ini maka diharapkan bahasa dawan sebagai bahasa ibu dapat terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Sipa juga berharap agar bahasa dawan dijadikan sebagai bahasa pengantar di sekolah dan juga masuk sebagai mata pelajaran. Dalam interaksi keseharian antara guru dan murid-murid juga diharapkan dapat menggunakan bahasa dawan.
Kepala kantor bahasa, Elis Setiati M.Hum, saat di temui mengatakan, “FTBI ini bertujuan untuk melakukan unjuk bakat bagi teman-teman yang sudah melakukan pembelajaran dan pelatihan di sekolah sehingga ini adalah wadah dan tempat mereka beraksi,” katanya.
Lanjut Elis, “revitalisasi bahasa daerah ini berjalan dengan baik dan di harapkan seluruh generasi muda mampu berbahasa daerah lewat keterampilan bahasa seperti membaca, menulis, mendengar, dan berbicara,” imbuhnya.

Elis sendiri juga mengatakan bahwa sebelumnya telah dilaksanakan beberapa tahapan. Tahapan pertama kegiatan yakni koordinasi. Kedua melakukan FGD untuk para pengajar atau Maestro. Ketiga melakukan program pengajaran untuk guru TOT (Training Of Trainer) diajarkan bagaimana membaca puisi, menulis cerpen, berpidato, mendongeng, yang semuanya di lakukan dengan menggunakan bahasa daerah.
Dirinya berharap ada generasi muda yang bernyali ber stand up comedy dengan berbahasa dawan khususnya muda-mudi dari daerah Timor sendiri.
Pada kesempatan yang sama, Ardy Pangkul, selaku Ketua Koordinator kegiatan FTBI menyampaikan bahwa dari 80 sekolah yang direncanakan terlibat, hanya 41 sekolah yang ikut dalam kegiatan ini dengan total peserta 485 orang.
“Kegiatan cuma satu hari, dengan 5 mata lomba yang beregu, yakni; bonet, natoni, puisi, pantun, dan cerita rakyat. Kita juga menentukan hadiah atau apresiasi bagi peserta lomba,” ungkap Ardy.
Penulis: Wulan Fallo