Heboh Matahari Terbit Dari Barat, Ini Penjelasan NASA

- Redaksi

Senin, 8 Mei 2023 - 12:15 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

Dibaca 6 kali
facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, Salamtimor.com – Sebuah unggahan di platform media sosial Facebook pada 14 Januari 2021, membuat heboh karena menyebut matahari akan terbit dari Barat. Apalagi unggahan itu mengklaim bahwa informasi tersebut bersumber dari NASA.

NASA kemudian buka suara terkait klaim matahari akan terbit dari barat. Lembaga itu menyebut tidak pernah mengeluarkan prediksi soal klaim tersebut.

“Baik NASA maupun organisasi ilmiah lain tidak ada yang memprediksi matahari akan terbit dari barat,” kata Bettina Inclan, Associate Administrator for Communications NASA, dikutip Sabtu (6/5/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dengan begitu, NASA mengklaim tidak pernah memprediksi itu terjadi di bumi. Tetapi berbeda halnya dengan planet tetangga bumi yakni Venus.

Diketahui matahari di Venus terbit dari barat, sebab berotasi dari timur ke barat atau searah dengan jarum jam. Secara umum planet di tata surya berputar sama dengan bumi, mengikuti pergerakan matahari. Hanya Venus dan Uranus saja yang arahnya berlawan.

Salah satu hipotesis yang paling populer menyebutkan rotasi Venus dan Uranus sebelumnya sama dengan bumi sehingga matahari juga terbit dari timur.

Tetapi pada satu waktu ditabrak oleh benda yang besar, kemungkinan planet lain, sehingga rotasinya pun berubah.

Beberapa penelitian pun dilakukan untuk mengetahui penyebab kenapa matahari terbit dari barat di Venus.

Salah satu jurnal yang dipublikasikan pada 2021 menyebut rotasi Venus yang sebelumnya sama dengan bumi perlahan-lahan mulai melambat, hingga akhirnya menjadi nyaris statis sebelum berbalik arah, sebagaimana dilansir Science Alert pada 2016 lalu.

Hal tersebut menjelaskan kenapa rotasi di planet tersebut sangat lambat. Jika di bumi waktu rotasi adalah satu hari maka di Venus 243 hari. Yang menarik, jika bumi mengelilingi matahari dalam waktu 365 hari, di Venus hanya 225 hari.

Sampai saat ini, kenapa matahari di Venus terbit dari barat belum bisa dipastikan 100% dan apakah bisa terjadi di bumi. Seperti disebutkan sebelumnya bahwa NASA dan organisasi ilmiah lainnya tidak pernah memberikan prediksi tersebut.

Dampak jika Matahari terbit dari Barat

Lantas apa saja akibatnya apabila Matahari terbit dari barat?

Menurut sebuah studi terbaru yang dilakukan Max Planck Institute for Meteorology di Hamburg, Jerman, iklim bumi akan mengalami perubahan drastis jika bumi berotasi ke arah berlawanan dari biasanya.

Florian Ziemen dan rekan-rekannya, meneliti simulasi model komputer selama 7.000 tahun yang membalikkan beberapa proses fisik utama yang dihasilkan dari arah rotasi Bumi yang sebenarnya.

Akibat yang dihasilkan adalah:

1. Perubahan cuaca yang ekstrim

Matahari yang terbit dari barat ke timur, bisa menyebabkan musim dingin yang parah di Eropa barat, karena angin membawa udara yang sangat dingin dari Rusia ke wilayah tersebut.

2. Menghilangnya Gurun Sahara

Jika Matahari terbit dari barat, Gurun Sahara bisa menghilang karena wilayah Timur Tengah yang kering kerontang akan mengalami banyak curah hujan. Sebaliknya, AS bagian tenggara dan sebagian besar Brasil dan Argentina yang banyak hujan akan kering dan berubah menjadi gurun.

3. Kekacauan Iklim

Perubahan aliran udara dan cuaca yang terjadi apabila Bumi yang berputar sebaliknya tidak sama dengan saat berputar seperti saat ini.

Bagi beberapa wilayah seperti daerah gurun mungkin akan menjadi lebih baik. Namun, hal ini sebenarnya menimbulkan kekacauan iklim yang perlahan akan merusak ekosistem dan makhluk hidup yang ada. (**)

Berita Terkait

IDRIP NTT Gelar Rakor Triwulan I Tahun 2024 Tingkat Provinsi
Evaluasi Pelaksanaan Program, IDRIP Provinsi NTT Gelar Rakor Triwulan IV
Pj. Gubernur NTT Bersama 3 Bupati dari NTT Raih Penghargaan IGA 2023
Dibangun Sejak Tahun 2020 Dengan Anggaran Rp. 173 Miliar, SPAM Kali Dendeng Kupang Diresmikan Presiden Jokowi
Diresmikan Presiden Jokowi, RS dr. Ben Mboi Kupang Miliki Fasilitas Canggih dan Cukup Lengkap
IDRIP Wilayah II NTT Bangun Ketangguhan Masyarakat Melalui Program DESTANA di Manggarai Barat dan Alor
Kemenkes Terapkan Inovasi Wolbachia Atasi Penyakit Demam Berdarah
Diprediksi Bertahan Hingga Februari 2024, BMKG Ungkap Dampak El Nino

Berita Terkait

Selasa, 23 April 2024 - 12:46 WITA

IPS gelar Kegiatan Membangun Budaya Literasi Sains, Numerasi, dan Bahasa Inggris Melalui Game Bagi Siswa SD di Desa Kesetnana

Jumat, 5 April 2024 - 20:46 WITA

Mahasiswa IPS Gelar Survey Pangan di Desa Bikekneno

Sabtu, 3 Februari 2024 - 22:58 WITA

Syukuran Tahunan, IPPAT dan INI Berbagi Kasih Kepada Anak-Anak Stunting di Desa Kesetnana

Minggu, 10 Desember 2023 - 23:03 WITA

Bupati TTS Hadiri Kegiatan Sosialisasi Transparansi PBJ Satuan Pendidikan dan Onboarding UMKM Lokal

Sabtu, 9 Desember 2023 - 12:54 WITA

Tanggap Terhadap Wilayah Terdampak Kekeringan, BPBD TTS Salurkan Air Bersih

Kamis, 7 Desember 2023 - 09:21 WITA

Pemkab TTS Raih Predikat B Akuntabilitas Kinerja Tahun 2023 Setelah Sepuluh Tahun Memperoleh Nilai CC

Selasa, 5 Desember 2023 - 23:52 WITA

Kepsek SMPN Nefotes: YASPENSI Beri Warna Tersendiri Dalam Pendampingan Literasi

Selasa, 5 Desember 2023 - 16:53 WITA

Hadiri Hari Bhakti PU, Bupati TTS Tegaskan ASN Harus Netral Pada Pemilu 2024

Berita Terbaru

TTS

Mahasiswa IPS Gelar Survey Pangan di Desa Bikekneno

Jumat, 5 Apr 2024 - 20:46 WITA