Hujan Masih Turun Saat Musim Kemarau, BMKG Tegaskan Bukan Kemarau Basah

- Redaksi

Kamis, 13 Juli 2023 - 11:25 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

Dibaca 92 kali
facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, Salamtimor.com — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membantah kemarau 2023 masuk ke dalam kategori kemarau basah. Sebaliknya, curah hujan di sejumlah daerah diprediksi sangat rendah.

“BMKG memprediksi kemarau tahun ini bukan masuk kategori kemarau basah. Bahkan menurut prediksi bulanan terbaru yang dirilis Juli 2023 ini, wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa-Bali-NTB dan NTT diprediksi akan mengalami kondisi curah hujan sangat rendah yang masuk kategori bawah normal atau lebih kering dari biasanya,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada Selasa (11/7).

Sebelumnya, Pakar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin memprediksi kemarau 2023 masuk ke dalam kategori kemarau basah. Hal itu diungkapkan lewat akun twitter pribadinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Hujan terpantau di Jabodetabek, yg merupakan aliran hujan dari Sumatra. Pengaruh vorteks Samudra Hindia dapat menciptakan kemarau basah,” kicau Peneliti Klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin, di Twitter, Kamis (6/7).

Menurut Erma, “anomali iklim berupa kemarau basah pada 2023” ini memiliki kemiripan dengan kemarau pada 2013.

“Yang membedakan, saat itu ENSO(El Nino-Southern Oscillation) dan IOD(Indian Ocean Dipole) netral. Namun penyebabnya mirip yaitu karena siklon/vorteks,” ungkap dia.

Dwikorita mengakui, memang ada anomali yakni turun hujan di awal Juli yang umumnya adalah bulan yang kering. “Namun demikian ini hanya terjadi pada periode yang singkat yaitu awal Juli sedangkan kemarau masih akan berlangsung hingga akhir Oktober 2023,” kata dia.

“Oleh sebab itu hujan yang turun pada Juli 2023 ini tidak menyebabkan musim kemarau menjadi bersifat basah atau atas normal,” ujarnya menambahkan.

Musim kemarau kering tahun ini terjadi karena beberapa faktor cuaca antara lain El Nino. Namun El Nino pada awal Juli ini, kata Dwikorita, tidak signifikan karena baru berlangsung satu bulan.

Alhasil, hujan masih kerap turun di awal Juli. Menurut Dwikorita, itu terjadi karena atmosfer belum merespon penyimpangan suhu muka laut yang terjadi di Samudra Pasifik.

“Pada bulan Juni, indeks osilasi selatan atau Southern Oscilation index (SOI) yang biasa digunakan untuk memantau pergerakan massa udara dari Samudra Pasifik menuju wilayah Indonesia menunjukkan angka -1 yang termasuk pada kategori Netral, range netral -8 sampai 8,” ujarnya.

“Hal ini mengindikasikan bahwa memanasnya suhu muka laut di Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur belum mempengaruhi aliran massa udara dari Samudra Pasifik menuju Indonesia sehingga belum menyebabkan terjadinya pengurangan curah hujan,” katanya mengakhiri.

Artikel ini tayang di CNN Indonesia dengan judul: “BMKG Bantah Musim Kemarau Basah 2023: Hujan Awal Juli Anomali”

Berita Terkait

IDRIP NTT Gelar Rakor Triwulan I Tahun 2024 Tingkat Provinsi
Evaluasi Pelaksanaan Program, IDRIP Provinsi NTT Gelar Rakor Triwulan IV
Pj. Gubernur NTT Bersama 3 Bupati dari NTT Raih Penghargaan IGA 2023
Dibangun Sejak Tahun 2020 Dengan Anggaran Rp. 173 Miliar, SPAM Kali Dendeng Kupang Diresmikan Presiden Jokowi
Diresmikan Presiden Jokowi, RS dr. Ben Mboi Kupang Miliki Fasilitas Canggih dan Cukup Lengkap
IDRIP Wilayah II NTT Bangun Ketangguhan Masyarakat Melalui Program DESTANA di Manggarai Barat dan Alor
Kemenkes Terapkan Inovasi Wolbachia Atasi Penyakit Demam Berdarah
Diprediksi Bertahan Hingga Februari 2024, BMKG Ungkap Dampak El Nino

Berita Terkait

Selasa, 23 April 2024 - 12:46 WITA

IPS gelar Kegiatan Membangun Budaya Literasi Sains, Numerasi, dan Bahasa Inggris Melalui Game Bagi Siswa SD di Desa Kesetnana

Jumat, 5 April 2024 - 20:46 WITA

Mahasiswa IPS Gelar Survey Pangan di Desa Bikekneno

Sabtu, 3 Februari 2024 - 22:58 WITA

Syukuran Tahunan, IPPAT dan INI Berbagi Kasih Kepada Anak-Anak Stunting di Desa Kesetnana

Minggu, 10 Desember 2023 - 23:03 WITA

Bupati TTS Hadiri Kegiatan Sosialisasi Transparansi PBJ Satuan Pendidikan dan Onboarding UMKM Lokal

Sabtu, 9 Desember 2023 - 12:54 WITA

Tanggap Terhadap Wilayah Terdampak Kekeringan, BPBD TTS Salurkan Air Bersih

Kamis, 7 Desember 2023 - 09:21 WITA

Pemkab TTS Raih Predikat B Akuntabilitas Kinerja Tahun 2023 Setelah Sepuluh Tahun Memperoleh Nilai CC

Selasa, 5 Desember 2023 - 23:52 WITA

Kepsek SMPN Nefotes: YASPENSI Beri Warna Tersendiri Dalam Pendampingan Literasi

Selasa, 5 Desember 2023 - 16:53 WITA

Hadiri Hari Bhakti PU, Bupati TTS Tegaskan ASN Harus Netral Pada Pemilu 2024

Berita Terbaru

TTS

Mahasiswa IPS Gelar Survey Pangan di Desa Bikekneno

Jumat, 5 Apr 2024 - 20:46 WITA