Kupang, SALAMTIMOR.COM — Ikatan Mahasiswa Witihama (IMW) – Kupang menggelar diskusi terbatas tentang proses kreatif menulis karya sastra. Diskusi tersebut digelar dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan di sekretariat IMW-Kupang, Kota Kupang, Jumat (12/3/2021).
Diskusi ini menghadirkan Kopong Bunga Lamawuran, seorang penulis karya sastra. Salah satu topik yang dibahas dengan cukup serius adalah Imajinasi.
Kopong Bunga Lamawuran, Penulis karya sastra yang sudah menghasilkan Tiga Novel menuturkan bahwa imajinasi adalah daya mental yang dimiliki semua manusia, dan berperan penting dalam kehidupan.
“Imajinasi seharusnya menjadi dasar dari pendidikan kita. Imajinasi adalah dasar dari kreativitas, bahkan ilmu pengetahuan. Tapi sayangnya, pendidikan formal belum memberikan tempat yang cukup untuk imajinasi,” kata Kopong Bunga.
Dia menambahkan, dunia saat ini telah berkembang dengan cepat. Jika pendidikan formal tidak bisa mengajarkan bagaimana orang menggunakan imajinasinya, maka generasi saat ini akan tertinggal.
Menurutnya, imajinasi tidak hanya dimiliki oleh para penulis, pelukis, ataupun pekerja seni.
“Imajinasi dimiliki oleh semua orang. Namun tidak semua orang menyadari bahwa dengan imajinasi yang dimilikinya, dia bisa melakukan sesuatu dalam hidupnya,” ujar penulis novel Ilalang Tanah Gersang tersebut.
Imajinasi dalam Karya Sastra
Para penulis karya sastra, katanya, bekerja dengan imajinasi. Tentu saja tidak semua kata yang tertulis adalah hasil dari proses imajinasi, tapi daya mental ini memainkan peran yang amat besar dalam menulis.
Sebelum sebuah karya sastra dibaca, ujar Kopong, dunia sastra tersebut dibentuk seorang penulis dalam imajinasinya. Karena itu, semua orang harus menghargai imajinasinya, apapun bentuknya.
Kopong mengatakan, ada beberapa langkah dasar yang harus dilalui oleh seseorang yang berkeinginan menjadi penulis. Langkah-langkah tersebut antara lain imajinasi, membaca, dan berlatih menulis.
Namun, imbuhnya, satu hal yang cukup penting adalah keinginan atau niat seseorang untuk menulis. Karena itu, dirinya berharap setiap orang yang ingin menulis harus menyadari seberapa besar niat yang dimilikinya untuk menulis.
Sementara itu, Ketua IMW-Kupang, Kornelis Kia Sabon, mengatakan, ajang diakusi terbatas ini sangat penting untuk menumbuhkan minat dan bakat para anggota.
“Sebelumnya adanya pandemi, kita pernah beberapa kali melakukan diskusi dengan topik yang berbeda. Tapi tidak dilanjutkan karena berbagai alasan. Diskusi kali ini menjadi kesempatan yang baik agar kami bisa berbagi,” katanya.
Selain itu, organisasi kemahasiswaan ini pun beberapa kali telah menerbitkan tulisan-tulisan anggota dalam bentuk buku.
“Di sini banyak teman-teman yang memiliki potensi menjadi penulis. Semoga diakusi semacam ini bisa memotivasi mereka untuk tetap menulis,” ujarnya.* (Inyo)