SoE, SALAMTIMOR.COM — Masyarakat desa Bonleu memutus pipa air dari sumber mata air Bonleu pada Selasa, 12 Oktober 2021.
Pemutusan pipa air ini disebabkan oleh kekecewaan masyarakat desa Bonleu terhadap PEMDA TTS karena dianggap lalai dan tidak menepati janji yang pernah terbangun pada bulan Juni 2021 lalu dalam sebuah kesepakatan tertulis yang ditandatangani bersama.
Akibat pemutusan ini, maka Bupati TTS ketika dikonfirmasi oleh media ini menyatakan bahwa persoalan ini akan dibawa ke ranah hukum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Atas sikap Bupati TTS ini, maka Anggota DPRD TTS dari Partai Hanura, David I. Boimau, A.Md ketika dimintai tanggapannya oleh media ini menyampaikan bahwa upaya hukum yang disampaikan oleh Bupati terlalu cepat dan ini bisa memicu kemarahan masyarakat desa Bonleu.
Untuk itu, David menyarankan agar pendekatan persuasif hendaknya dilakukan sebelum mengambil langkah-langkah hukum.
“Hemat saya, saat ini masyarakat Bonleu dan sekitarnya butuh perhatian dan komitmen saling “pegang janji”. Karena mereka merasa telah terabaikan cukup lama. Hal inilah yang menjadi pemicu.” tulis David.
“Oleh karena itu, pendekatan persuasif dengan mengedepankan budaya ketimoran kita perlu ditempuh terlebih dulu sebelum mengambil langkah-langkah hukum sesuai aturan normatif yang ada.” saran David.
David juga berharap kepada masyarakat Bonleu agar pemutusan pipa air dari sumber mata air Bonleu sebaiknya dipertimbangkan kembali.
“Marilah melihat TTS secara utuh dimana Kota SoE dan sekitarnya terdiri dari berbagai suku Banam, Onam, Oenam dan Am Nemat. Tentunya hubungan persaudaraan yang terbangun sejak dulu oleh para leluhur jangan dinodai hanya karena ketidakpuasan atas pelayanan dan pengaruh orang-orang luar yang memprofokasi.” harap David.
Lanjutnya, “Lihatlah TTS sebagai satu keluarga. Wilayah TTS masih banyak daerah terisolir yang lebih parah dari Bonleu. Untuk itu, mari dengan kepala dingin, duduk bersama, saling membuka hati untuk membuka kembali air Bonleu masuk ke Kota SoE.” pinta David
“Alasan pekerjaan jalan sudah saya singgung dalam media ini sebelumnya bahwa secara teknis, dengan melihat sisa waktu pelaksanaan memang tidak bisa. Karena urusan teknis sampai kualitas hasil tidak bisa ditawar-tawar sebab dapat mengakibatkan konsekuensi hukum yang lebih fatal. Jadi tidak mungkin kita bersepakat lalu melanggar aturan hukum. Hemat saya, tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan.” kata David.
David juga menegaskan bahwa pemerintah adalah wakil Allah dibumi. Apa yang dilaksanakan tentunya melalui banyak pertimbangan yang masuk akal untuk kepentingan umum.
“Mari buka kembali dan salurkan air ke sesama, pastinya Pemda tidak mungkin ingkar janji. Di tahun 2022 pasti ada pengerjaan, sehingga mari saling percaya. Masukan dari luar boleh diterima tetapi perlu disaring untuk kemudian tidak merugikan kepentingan umum.” ajak David
Ditanya apakah ada aktor intelektual dibalik pemutusan air dari sumber mata air Bonleu, maka David mengatakan bahwa, “tentunya ada aktor intelektual dibalik semua persoalan penutupan sumber air Bonleu.”
“Ada yang bermain terbuka dan ada yang bermain terselubung. Sebagai orang yang mengerti, sebaiknya duduk bersama memberikan arahan kepada tokoh masyarakat Bonleu untuk menganalisa secara teknis. Memprofokasi itu baik, tetapi kasian mengorbankan kepentingan umum yang lebih besar.” tutup Politisi partai Hanura ini. (**red/ST)