SoE, SALAMTIMOR.COM – Pengklaiman atas kepemilikan tanah Boibalan Niki-Niki oleh Keluarga Besar Isu dan Pemerintah Daerah Kabupaten TTS dalam hal ini Pemerintah Kelurahan Niki-Niki dan Pemerintah Kecamatan Amanuban Tengah berbuntut panjang.
Kali ini, Keluarga Besar Isu mengambil sikap tegas dengan memasang papan informasi yang menerangkan bahwa objek lapangan sepak bola Boibalan milik Keluarga Besar Isu.
Menanggapi sikap dari Keluarga Isu tersebut, maka Frangky Nope yang merupakan salah satu anak dari Usif (Alm) Karel Kela Nope (Usif Noemeto) angkat bicara.
Kepada media Salamtimor.com, melalui pesan WhatsApp pada Rabu (20/10), Frangky Nope menyampaikan bahwa, “pemasangan papan nama yang dilakukan oleh Keluarga Besar Isu di lapangan sepak bola Boibalan Niki-Niki adalah sesuatu yang keliru dan tidak sesuai dengan kenyataan sejarah Amanuban.” ucap Frengky

Lanjut Frengky, “oleh karena itu, sebagai salah satu anak dari Usif (Alm) Karel Kela Nope (Usif Noemeto), maka saya perlu memberikan beberapa tanggapan:
1) Lapangan Boibalan yang berada di kota Niki-Niki, dahulu adalah Pusat Kerajaan Amanuban. Dengan demikian, lokasi tersebut merupakan bagian tanah ulayat milik keluarga kerajaan Amanuban (keluarga Nope);
2) Berdasarkan buku berjudul “Sejarah Pemerintahan Raja-Raja Timor” yang ditulis oleh ADM Parera dan Editor oleh Drs. Gregor Neonbasu,.SVD (terbit Tahun 1994, pada halaman 192-193 dan halaman 198-200) dijelaskan bahwa: “Pada saat terjadi perang Amanuban dan Amabi sekitar tahun 1653, pada satu momen dimana terdapat orang-orang Amabi di desak mundur sampai di tempat yasng sekarang adalah pasar Niki-Niki, maka seorang Amabi ditembak mati oleh orang Amanuban. Si korban itu Bernama Boibalan, dan sampai sekarang lapangan itu Bernama Boibalan”. Dengan demikian, penamaan Boibalan di lokasi tersebut tidak berhubungan erat dengan nama Boi Isu dan keturunannya sebagai orang yang memiliki/mendiami tempat tersebut.
3) Berdasarkan buku tersebut, sangat jelas diceriterakan bahwa nama Boi Isu tidak sama dengan nama Boibalan. Boi Isu adalah nama orang. Sedangkan Boibalan adalah nama salah satu korban yang mati ditembak oleh orang-orang Amanuban pada masa perang antara orang Amanuban dan Amabi. Dengan demikian, klaim keluarga Besar Isu bahwa tanah Boibalan adalah milik mereka menjadi tidak berdasar atau tidak sesuai dengan fakta sejarah Amanuban.” tutup Frangky.
Penulis: Inyo Faot