TTU, Salamtimor.com — Pelayanan publik akhir-akhir ini menjadi isu sentral yang memaksa semua pihak, khususnya institusi negara untuk melakukan perbaikan dalam penyelenggaraannya.
Meskipun penyediaan pelayanan publik merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh pemerintah sebagai penyelenggara Negara, akan tetapi kewajiban penyediaan pelayanan tersebut masih belum dapat memberikan kepuasan bagi masyarakat penggunanya.
Beberapa waktu lalu, dalam grup BIINMAFFONEWS, ada postingan dari seorang anggota DPRD Kabupaten TTU, Hilarius Ato, terkait pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Perusahaan Daerah yang dipercaya untuk melayani kebutuhan air masyarakat di kabupaten TTU. Setelah dicek, ternyata postingan itu sudah ada sejak tahun 2014, namun kembali viral pada tahun 2023.
Bukan hal yang aneh dan baru, viralnya pembahasan tentang pelayanan PDAM Tirta Cendana, memang sudah sewajarnya, mengingat PDAM yang seperti tidak juga ada perbaikan pelayanan.
Dalam unggahan tersebut, dikemukakan beberapa alasan pelayanan air yang tidak maksimal, antara lain, pertama adanya sabotase jaringan PDAM dengan melakukan bor pipa. Kedua, ada pipa yang terputus di desa Oenenu, dan kurangnya biaya operasional petugas lapangan.
Tumpang tindihnya alasan dari PDAM ini mengumpan banyak pertanyaan, perdebatan hingga tawaran solusi dari wargaNett. Postingan yang mendapat 1.023 like dan 900an komentar dari wargaNett.
Pada umumnya semua unek-unek tentang PDAM dan pelayanannya yang dinilai tidak professional terjadi di sana. Sebagian wargaNett juga meminta adanya penyegaran dan perbaikan internal PDAM Tirta Cendana.
Dari periode postingan dapat dikatakan PDAM Tirta Cendana tidak dapat menyelesaikan banyak keluhan pengguna, buktinya keluhan tahun 2014 masih saja terjadi di tahun 2023, lucunya dengan kasus dan keluhan yang sama.
banyak pula wargaNett yang mengajak seluruh stakeholder agar bergandengan tangan membantu PDAM untuk menyelesaikan persoalan air bersih di Kabupaten TTU. Ternyata diskusi di grup FB tersebut dimonitor oleh Bupati TT, David Djuandy.
Menyadari akan adanya musim kemarau dan cerita lawas kalau TTU akan memngalami krisis air bersih, maka David Djuandi pada Jumat, 22 September 2023, mengajak pemerintah desa untuk bersinergi mengatasi masalah krisis air bersih.
Orang nomor 1 TTU ini berujar “saat ini semua wilayah Nusantara sedang berada di puncak musim kemarau, tidak terkecuali kabupaten Timor Tengah Utara, dan krisis air bersih akan menjadi persoalan serius”.
Beberapa langkah penanggulangan krisis air besih sudah disiapkan oleh Pemda TTU. Diantaranya ajakan kolabrasi dengan pemerintah tingkat Desa.
Djuandy menyampaikan “menanggapi ancaman krisis air bersih ini, maka pemerintah Kabupaten TTU, telah menyiapkan strategi khusus, termasuk berkolaborasi dengan pemerintah desa, terutama yang desanya masuk dalam titik rawan krisis”.
Kita berharap semoga apa yang disampaikan oleh Bupati, Anggota DPRD dan wargaNett dapat menjadi bahan evaluasi dan solusi bagi pihak yang bertanggungjawab atas air bersih, terutama PDAM Tirta Cendana.
Nampak masyarakat TTU seolah diwakili oleh wargaNett mendoakan semoga dapat diselesaikan persoalan air bersih di kabupaten TTU. (BO)