Malaka, SALAMTIMOR.COM – Bencana yang melanda Propinsi NTT akibat adanya Siklon Tropis Seroja pada tanggal 5 April 2021 lalu, menimbulkan dampak serius dan mengakibatkan adanya korban jiwa maupun materil di sejumlah daerah.
Salah satu daerah yang megalami dampak serius dari bencana Seroja ini adalah kabupaten Malaka. Banjir yang melanda daerah tersebut mengakibatkan rumah-rumah penduduk dan hasil pertanian warga mengalami kerusakan serius.
Tidak hanya itu, pasca bencana banjir tersebut, persediaan sembako bagi warga terdampak sangat minim. Sementara hasil pertanian berupa padi dan jagung tersapu arus banjir dan tertimbun lumpur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Melihat kondisi ini, maka Yayasan Pelita Kehidupan Masyarakat (YPKM) dan Komonitas SoE Berbagi (KaSoGi) kembali melakukan aksi kemanusiaan dengan mendistribusikan 250 paket sembako dan 100 alat dapur untuk membantu warga Malaka di 3 (tiga) desa yang terdampak serius akibat bencana banjir ini.

Kegiatan sosial yang dilakukan oleh YPKM dan KaSoGi ini merupakan rentetan aksi kemanusiaan atas bencana yang menimpa NTT setelah kedua lembaga ini berperan aktif membantu korban bencana banjir di desa Bena, Amanuban Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Dalam pendistribusian bantuan tersebut, maka YPKM dan KaSoGi bekerja sama dengan Klasis Malaka dan Pendeta di wilayah Malaka Barat untuk membantu jemaat dan warga yang terdampak sangat serius dari bencana ini.
Kepada media Salamtimor.com, Pimpinan YPKM, Sandy Matias Rupidara menyampaikan bahwa “hari ini YPKM dan KaSoGi memberikan buah kasih kita untuk saudara-saudara kita yang mengalami musibah banjir di sini (Malaka Barat). Kehadiran YPKM dan KaSoGi pada hari ini adalah untuk mendukung pemerintah dan gereja dalam membantu warga yang menjadi korban pasca bencana ini.”
Lanjut Sandy, “hari ini kita kembali menyalurkan 250 paket Sembako dan 100 perlengkapan alat dapur kepada jemaat dan masyarakat yang berada di kabupaten Malaka.”

Sandy menambahkan bahwa “hidup ini adalah kesempatan. Untuk itu jangan pernah menahan kebaikan kepada orang yang berhak menerimanya”. Tutur sandy
Dirinya juga menjelaskan bahwa pihaknya telah menerima surat dari Majelis Sinode GMIT bernomor: 269/GMIT/I/F/Apr/2021 tanggal 13 April 2021 yang isinya menegaskan bahwa YPKM dan KaSoGi adalah mitra GMIT.
Tujuan dari aksi kita tidak lain adalah untuk meringankan beban saudara-saudara kita yang mengalami bencana.
“Kita akan kembali ke sini (Malaka Barat) untuk melihat apa yang menjadi kebutuhan warga pasca banjir termasuk rencana renovasi atau pembuatan rumah baru untuk warga yang rumahnya rusak parah”. tutup Sandy.
Senada, Ketua KaSoGi, Nifron Fallo, menyampaikan bahwa kehadiran YPKM dan KaSoGi di sini untuk melihat saudara-saudara kita yang mengalami musibah yang mana kita sudah suvei terlebih dahulu pada beberapa waktu yang lalu dan hari ini kita lanjutkan dengan aksi nyata.
“Tentunya apa yang kami berikan tidak sepenuhnya bisa menjawab semua kebutuhan yang ada. Namun uluran tangan dan buah kasih ini bisa membantu meringankan beban yang di alami warga dan jemaat di sini.” tutup Fallo.

Terpisah, Ketua Klasis Malaka, Pdt. Benyamin L. Manimau, S.Th mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada YPKM dan KaSoGi atas kunjungan dan bantuan yang di saluran kepada jemaat GMIT Motaulun.
Pendeta Beny juga menyampaikan bahwa “peristiwa banjir bandan yang terjadi pada beberapa minggu lalu membawa dampak sagat besar. Ada rumah warga yang terbawah arus air, barang rumah, dan hasil pertanian warga yang tertutup lumpur. Hari ini kami bersyukur atas kunjungan dan bantuan dari YPKM dan KaSoGi dengan sentuhan kasih berupa sembako dan alat-alat dapur.”
Di tanya mengenai kebutuhan warga yang sangat mendesak saat ini, Pendeta Beny menjelaskan bahwa “yang menjadi kebutuhan pokok saat ini adalah sembako. Seperti yang saya sampaikan bahwa padi dan jagung milik warga tertutup lumpur dan sudah di prediksi beberapa bulan ke depan akan terjadi krisis pangan. Khususnya untuk jemaat di sini membutuhkan sembako agar mereka dapat bertahan sampai mereka bisa berkebun dan pulih dari keadaan ini.” tutup Pendeta Beny.
Penulis: Inyo Faot