BATAM, SALAMTIMOR.COM — Miris, 30 orang mahasiswa diusir secara paksa dari asrama Yayasan Visi Kasih Abadi (YAVIKA) yang beralamat di Perumahan Orchid Park, Kota Batam, Kepualauan Riau, pada Rabu, 12/05/2021.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber terpercaya mengatakan, pengusiran dan penutupan akses yang dilakukan oleh pihak Yayasan tersebut secara tiba-tiba tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu.
Salah seorang mahasiswa bernama Firmansyah Estomihi (25) mengungkapkan, semua akses asrama YAVIKA mulai dari pintu depan, toilet, hingga ke dapur, bahkan ruang kelas dan ruang para Dosenpun ditutup.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penutupan itu dilakukan sejak pukul 15.00 WIB hingga saat ini dan mahasiswa masih terlantar di depan asrama Kampus.
“Semua akses dari depan sampe ke belakang mereka tutup secara paksa tanpa adanya pemberitahuan kepada kami mahasiswa maupun para Dosen. Semua akses disini sudah ditutup sekitar jam 3 sore tadi. Jadi sekarang akses hanya bisa ke kamar saja. Dan sejak tadi kami semua hanya beristirahat di sini (depan Kampus),” ungkap Firman saat diwawancarai awak media.
Firman juga mengungkapkan, motif dari pihak YAVIKA terkait penutupan semua akses di asrama tersebut adalah bertujuan untuk mengusir semua mahasiswa agar keluar atau tidak lagi beraktifitas di kampus Huperetes.
“Salah satu motif dari mereka untuk melakukan penutupan semua akses di asrama ini adalah karena mereka memang ingin mengusir kami mahasiswa keluar dari sini. Sementara, sebelumnya mereka sudah pernah membicarakan hal ini juga kepada kami mahasiswa, tapi kami tak mau.”
Lanjutnya, “karena pertama, Dosen kami tak tau terkait permintaan mereka ini. Kedua, jikalaupun kami diminta keluar, kami mau minta pertanggungjawaban dari mereka untuk memberikan transkrip nilai kami. Sementara, mereka tak merespon baik. Karena nilai kami kan ada sama bapak/Ibu Dosen, bukan sama Yayasan. Pihak Yayasanpun belum membayar gaji para Dosen. Sehingga, itulah sebab mereka mengusir kami secara paksa. Itu sudah jadi motif utama mereka,” jelas Firman.
Sementara itu, Orlina Situmorang yang merupakan salah satu Dosen aktif di kampus Huperetes juga menuturkan hal yang sama.
“Semuanya sudah dikunci. Jadi anak-anak ini tak bisa ke toilet, tak bisa mereka mandi. Pokoknya tak bisa kemana-mana karena semua akses sudah ditutup. Cuma kamar aja yang masih bisa mereka gunakan. Sementara, beberapa dosenpun masih ada barang mereka yang tinggal di kantor,” tandas Orlina.
Informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, kasus tersebut sudah diinformasikan ke penyidik melalui kuasa hukum. Hingga saat ini seluruh mahasiswa didampingi beberapa dosen dan beberapa anggota Organisasi Satgas NTT Peduli-Kepri, masih beristirahat di depan asrama YAVIKA sembari menunggu respon atau konfirmasi dari penyidik dan kuasa hukum yang menangani kasus tersebut.
Sementara, Pihak Yayasan belum juga merespon saat dimintai konfirmasi oleh media.
Penulis: Wasty Naitboho