Home / TTS

MENINGGAL DENGAN STATUS PROBABLE COVID-19 SERTA BUKTI MEDIS YANG BELUM MEYAKINKAN, KELUARGA SL MERASA DIRUGIKAN DAN ANGGOTA KELUARGA SIAP UNTUK DI SWAB TES

- Redaksi

Kamis, 28 Januari 2021 - 16:07 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

Dibaca 17 kali
facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Keterangan Foto: Laurens Serfas Diran Laoe, anak kandung dari Bapak Semuel Laoe (Pasien meninggal dengan status probable COVID-19).

Keterangan Foto: Laurens Serfas Diran Laoe, anak kandung dari Bapak Semuel Laoe (Pasien meninggal dengan status probable COVID-19).

SoE, SALAMTIMOR.COM –  Meninggal dengan status probable  (orang yang masih dalam kategori suspek dan memiliki gejala ISPA berat, gagal napas, atau meninggal dunia, namun belum ada hasil pemeriksaan yang memastikan bahwa dirinya positif COVID-19), tentu meninggalkan luka yang amat dalam sekaligus menghadirkan dampak psikologi bagi keluarga juga masyarakat sekitarnya.

Demikian halnya yang dialami oleh keluarga Amarhum Semuel Laoe yang meninggal pada tanggal 26 Januari 2021 sekitar pukul 03.00 Wita di desa Supul Kecamatan Kuatnana dengan status probable COVID-19.

Keluarga almarhum merasa di rugikan dengan dampak penyematan status probable COVID-19 oleh pihak dokter RSUD SoE tanpa di diagnosa atau diperiksa secara lebih teliti dan juga informasi atau pemberitaan dari Tim Gugus Tugas Kabupaten di media on line. Akibatnya, keluarga terkena imbas stigmatisasi dari masyarakat sekitar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Keluarga berasumsi bahwa semestinya dilakukan pemeriksaan PCR barulah menentukan status almarhum. Tidak ada bukti tertulis (hanya lisan yang tidak meyakinkan keluarga)  bahwa yang bersangkutan terpapar COVID-19. Sementara almarhum sudah punya riwayat penyakit bawaan.

Keterangan Foto: Anak-anak almarhum Semuel Laoe (pasien meninggal dengan status probable COVID-19). Dari kiri ke kanan, Diran, Ira dan Desy.

“Almarhum Semuel Laoe selama beberapa tahun sebelum pandemic sudah mengalami komplikasi penyakit seperti sesak nafas, paru-paru, jantung dan lambung. Hal ini dibuktikan dengan sejumlah hasil pemeriksaan medis yang dipegang oleh keluarga termasuk tabung oksigen yang dipakai oleh almarhum selama ini yang dibawa saat melakukan tugas rutin sebagai seorang Kepala Sekolah dan aktifitas lainnya”. Ucap Herman Kebu saat ditemui oleh media ini dirumah duka, Kamis, 28/01.

Lanjutnya, “Semuel Laoe sempat di bawah ke RSUD SoE namun tidak mendapatkan perawatan karena pihak keluarga tidak mau menandatangani Surat Pernyataan jika kelak pasien meninggal dunia akan di kuburkan sesuai SOP COVID-19.” Ucap Kebu

Dalam kesempatan yang sama, Laurens Serfas Diran Laoe, anak kandung dari Bapak Semuel Laoe menyampaikan klarifikasi bahwa, “terkait informasi hoax yang beredar kalau ayah saya meninggal akibat COVID-19 sangat tidak berdasar. Tuduhan dari Satuan Gugus COVID-19 dan pihak RSUD SoE tanpa bukti yang jelas. Penyampaian bahwa ayah saya terpapar virus Corona pun, hanya secara Iisan saja. Tidak ada satupun bukti tertulis yang di sampaikan kepada keluarga tentang hasil rapid yang menerangkan kalau ayah saya terpapar COVID-19.” Sesal Diran.

Sambung Diran, “ayah saya sempat di bawah ke RSUD SoE, namun tidak mendapatkan penanganan dan perawatan yang serius terlebih dahulu, justru kami diminta untuk menandatangani Surat Pernyataan dari pihak RSUD yang intinya menerangkan bahwa penanganan/perawatan terhadap ayah saya dilakukan berdasarkan protocol COVID-19 dan apabila meninggal dunia sebelum hasil pemeriksaan PCR keluar atau belum diketahui, maka ayah saya akan dimakamkan secara protocol COVID-19 dan dimakamkan di pemakaman khusus Oebaki. Ini kami tolak sehingga kami bawa pulang Bapak kembali ke rumah.” Kisah Diran

Lanjutnya, “Yang kami tidak terima tuduhan tersebut karena ayah saya hanya di rapid saja langsung dikatakan COVID. Biasanya seseorang di katakan terpapar COVID jika sudah ada hasil tes PCR.  Sedangkan ayah saya tidak pernah dilakukan tes PCR tersebut. Itu yang membuat kami keberatan.”

“Kami sekeluarga juga akan melakukan rapid Antigen dan tes PCR untuk membuktikan bahwa ayah kami meninggal bukan karena terpapar virus Corona.”

“Kami tidak nyaman dengan kondisi ini, karena akibat dari status probable ini, menimbulkan keresahan ditengah keluarga dan masyarakat. Bahkan saat didatangi oleh Tim Gugus Tugas COVID-19 tingkat Kabupaten pada malam tanggal 26/01, sempat terjadi adu argument dan ketegangan karena ketidakpuasan keluarga terhadap informasi atau pemberitaan tentang status ayah saya yang belum meyakinkan terpapar COVID karena belum di swab tes.” Tutup Diran.

Pdt. Elfis L.Y. Lenamah, S.Th (Foto sebelum pandemi COVID-19)

Sementara itu, Pdt. Elfis L.Y. Lenamah, S.Th saat ditemui oleh media ini magatakan bahwa, “Saya turut merasa kehilangan salah satu tokoh di jemaat Imanuel Kuatnana. Saya memahami kondisi keluarga saat ini, namun juga mengepresiasi inisiatif keluarga untuk melakukan swab tes agar mengetahui kondisi yang sesungguhnya.”

Lanjutnya, “Kami juga berharap ada tindaklanjut dari Tim Gugus Kabupaten terhadap kondisi ini sehingga tidak terkesan terjadi pembiaran karena ini menyangkut psikologi keluarga, juga psikologi masyarakat sekitar. Apalagi keluarga sudah bersedia di swab, ini niat baik yang perlu didukung. Oleh karena itu, maka sebaiknya Gugus Tugas memfasilitasi agar tidak membiarkan kecemasan ini berkepanjangan dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan bersama.” Ungkapnya.

Ditanya soal apakah dengan kondisi saat ini lalu kebaktian minggu akan dipindahkan ke rumah tangga masing-masing, maka beliau menjawab bahwa akan dilakukan rapat bersama Majelis Harian barulah memutuskan apakah ibadah dilakukan dari rumah atau tetap dilaksanakan di gedung gereja.

Penulis: Inyo Faot

Berita Terkait

IPS gelar Kegiatan Membangun Budaya Literasi Sains, Numerasi, dan Bahasa Inggris Melalui Game Bagi Siswa SD di Desa Kesetnana
Mahasiswa IPS Gelar Survey Pangan di Desa Bikekneno
Syukuran Tahunan, IPPAT dan INI Berbagi Kasih Kepada Anak-Anak Stunting di Desa Kesetnana
Lantik 12 Pejabat Eselon II, Bupati TTS: Kita Harus Pertahankan Opini WTP
Bupati TTS Hadiri Kegiatan Sosialisasi Transparansi PBJ Satuan Pendidikan dan Onboarding UMKM Lokal
Tanggap Terhadap Wilayah Terdampak Kekeringan, BPBD TTS Salurkan Air Bersih
Pemkab TTS Raih Predikat B Akuntabilitas Kinerja Tahun 2023 Setelah Sepuluh Tahun Memperoleh Nilai CC
Kepsek SMPN Nefotes: YASPENSI Beri Warna Tersendiri Dalam Pendampingan Literasi

Berita Terkait

Selasa, 23 April 2024 - 12:46 WITA

IPS gelar Kegiatan Membangun Budaya Literasi Sains, Numerasi, dan Bahasa Inggris Melalui Game Bagi Siswa SD di Desa Kesetnana

Jumat, 5 April 2024 - 20:46 WITA

Mahasiswa IPS Gelar Survey Pangan di Desa Bikekneno

Sabtu, 3 Februari 2024 - 22:58 WITA

Syukuran Tahunan, IPPAT dan INI Berbagi Kasih Kepada Anak-Anak Stunting di Desa Kesetnana

Minggu, 10 Desember 2023 - 23:03 WITA

Bupati TTS Hadiri Kegiatan Sosialisasi Transparansi PBJ Satuan Pendidikan dan Onboarding UMKM Lokal

Sabtu, 9 Desember 2023 - 12:54 WITA

Tanggap Terhadap Wilayah Terdampak Kekeringan, BPBD TTS Salurkan Air Bersih

Kamis, 7 Desember 2023 - 09:21 WITA

Pemkab TTS Raih Predikat B Akuntabilitas Kinerja Tahun 2023 Setelah Sepuluh Tahun Memperoleh Nilai CC

Selasa, 5 Desember 2023 - 23:52 WITA

Kepsek SMPN Nefotes: YASPENSI Beri Warna Tersendiri Dalam Pendampingan Literasi

Selasa, 5 Desember 2023 - 16:53 WITA

Hadiri Hari Bhakti PU, Bupati TTS Tegaskan ASN Harus Netral Pada Pemilu 2024

Berita Terbaru

TTS

Mahasiswa IPS Gelar Survey Pangan di Desa Bikekneno

Jumat, 5 Apr 2024 - 20:46 WITA