SoE, SALAMTIMOR.COM – Saling tuding menuding dan lempar tanggungjawab antara petugas vendor PT. Neno Mayana Teknik, Yustus Tuke dan admin ibu Ester perihal belum terpasangnya meteran listrik bagi 7 kepala keluarga di desa Supul, kecamatan Kuatnana terus berlanjut.
Padahal, masyarakat sudah membayar lunas meteran listrik tersebut sebesar Rp. 2.400.000 untuk daya 900 watt ke PLN Cabang SoE melalui vendor PT. Neno Mayana Teknik yang diterima oleh petugas atas nama Yustus Tuke sejak bulan November 2020 lalu.
Saat dihubungi oleh wartawan Salamtimor.com dengan nomor HP. 08214465****, Yustus Tuke menyampaikan bahwa peyebab tidak terpasangnya meteran untuk 7 kepala keluarga di desa Supul akibat dari petugas admin PT. Neno Mayana Teknik, ibu Ester yang belum meyetor uang ke pihak PLN.
“Saya sudah serahkan nama dan kuitansi yang di buat oleh ibu Ester ke bos Roy dan pak Iron dan saya sudah melaporkan hal ini ke Pospera TTS. Beberapa waktu lalu Ketua Pospera sudah menyuruh saya untuk bertemu dengan ibu Ester, namun dua bulan yang lalu saya ke rumahnya di Kupang Ia tidak ada”. tutur Yustus
Belakangan diketahui bahwa Ester merupakan mantan admin PT. Neno Mayana Teknik yang sudah diberhentikan atau tidak bekerja sama lagi dengan Vendor PT. Neno Mayana Teknik Cabang SoE.

Penanggung jawab PT. Neno Mayana Teknik Cabang SoE, Roy Nenot’ek saat di temui oleh wartawan Salamtimor.com di kantornya pada Kamis, 02/09 menyampaikan bahwa Ia tidak mengetahui dengan jelas terkait persoalan ini.
“Saya juga orang baru. Saya memegang tanggung jawab ini baru dari bulan Mei 2020. Jadi terkait persoalan sebelum bulan Mei, saya tidak mengetahui.”ucap Roy
Saat ditanya mengenai langkah dan solusi apa yang akan diambil oleh pihak perusahaan ketika ada masalah seperti ini, maka Roy menyarankan agar lansung dicari saja pada orangnya yang diketahui ialah ibu Nur selaku penanggungjawab saat itu bersama adminnya Ibu Ester dan Yustus Tuke.
Lanjut Roy, informasi yang diketahui bahwa saat itu Ibu Nur cuman kerja sama dan menggunakan bendera PT. Neno Mayana Teknik saja. Namun karna ada kesalahan yang dibuat oleh anak buah dari ibu Nur makanya tidak ada kerja sama kontrak lagi dengan ibu Nur.
Ditanya lagi terkait sikap perusahaan ke depan untuk megatasi pengaduan dari tujuh kepala keluarga di desa supul, Roy menyampaikan bahwa, “kami tidak pernah menerima uang sepeserpun dari ibu Ester lalu bagaimana kita mau ganti? Kalau kita menerima uang pasti kita akan bertanggung jawab.” tutup Nenot’ek.
Penulis: Inyo Faot