SoE, SALAMTIMOR.COM – Meningkatnya kasus Covid-19 di TTS, mendorong Bupati TTS mengeluarkan maklumat untuk berdoa dan berpuasa dalam menghadapi pandemi Covid-19. Dengan sebuah kesadaran bahwa sebagai insan yang beriman yang berdoa dan bekerja, membutuhkan pertolongan Tuhan untuk membentengi dan meluputkan kita dari wabah pandemic Covid-19 yang melemahkan semua sector.
Menanggapi maklumat Bupati TTS tersebut, Pdt. Nelson M. Liem, M.Th, kepada media ini menyampaikan bahwa, “ini sesuatu yang sangat luar biasa yang diangkat oleh pak Bupati sebagai hamba Allah dalam pemerintahan (Roma 13:1-7). Dan kita berharap agar tidak berhenti sampai disini. Bukan saja pada pandemic Covid, tapi terus menerus seorang hamba Allah dalam pemerintah harus betul-betul takut kepada Tuhan dan bersandar kepada Tuhan apapun yang terjadi dengan cara berdoa dan berpuasa dalam tindakan dan lain sebagainya. Ini yang mencerminkan wajah Allah itu.”
“Saya pikir ini hal yang sangat penting sekali. Dan kalaupun orang mengatakan bahwa itu sebuah pencitraan, itu tidak masalah. Karena pemerintah telah menjalankan kewajibannya sebagai hamba Allah dengan tidak hanya bekerja, tapi mendoakan apa yang telah, sudah dan akan dikerjakan agar Tuhan memberkati. Kalaupun niat tulus ini masih dinilai sebagai pencitraan, ya biar program kerjanya diberi nama pencitraan sehingga yang gosip-gosip juga puas. Yang terpenting tindakan hati memuliakan Tuhan lewat tugas seorang Kepala Daerah (Hamba Allah).”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Setelah jam 9 malam selesai berdoa sebagaimana anjuran MS Sinode GMIT, maka saya, Pendeta Nelson Liem menyarankan kepada masyarakat/jemaat untuk semua keluar rumah dan menggemparkan TTS dengan tepuk tangan. Tepuk tangan bukan untuk siapa-siapa. Tapi tepuk tangan untuk memuliakan Tuhan. Bahwa Tuhan masih menjaga kita. Tepuk tangan bahwa Tuhan masih memberikan kepada para Nakes hikmat akal budi agar tetap semangat. Tepuk tangan kepada para pasien agar mereka tetap kuat dan tegar.”
Kepada para Nakes saya berpesan, “anda bekerja itu Tuhan yang panggil. Kalau dulu Yesus adalah dokter, maka sekarang Yesus menyembuhkan melalui tangan saudara-saudara. Saudara-saudara yang mengobati, Tuhan yang menyembuhkan. Bekerjalah secara maksimal dalam keterbatasan yang dimiliki. Biarkan Tuhan yang menyempurnakan. Soal mati dan hidup ada dalam rencana Tuhan.”
“Ubah semua kritikan menjadi berkat bagi dirimu dan bagi para pasien yang anda tangani. Karena kalau orang lain mencacimu, mengkritikmu tidak masalah. Tuhanlah yang menilai setiap perbuatan kita. Tuhan yang tahu isi hati saudara-saudara. Jangan takut, jika kinerjamu sesuai dengan SOP, maka anda tetap yang terbaik.”
“Kepada masyarakat, kita tetap patuhi protocol kesehatan untuk kebaikan kita masing-masing. Kalau kita sudah patuhi yang namanya 5M, tapi kalau Tuhan mengijinkan Covid-19 itu ada pada kita, maka iman saudara menentukan. Katakan bahwa Tuhan tetap terbaik. Walaupun saya tahu bahwa nyawa saya terancam dengan Covid-19 ataupun dengan cara yang lain, tidak akan mengurangi kepercayaan saya kepada Allah Tritunggal dan tidak akan mengurangi rasa cinta saya kepada Allah Tritunggal. Jadi apapun itu, tunduklah pada kedaulatan Tuhan.”
“Pandemi Covid-19 ini, marilah berelasi dengan takut akan Tuhan, biarlah semua eleman diikat oleh tali kasih Tuhan, baik itu Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Slam basayang buat semua. Soli Deo Gloria.” Tutup Pendeta Nelson…. (Tim)