Jateng, Salamtimor.com – Perekonomian Jawa Tengah (Jateng) tumbuh 5,04% (year on year/yoy) pada kuartal I-2023. Pertumbuhan tersebut adalah yang terendah dalam enam kuartal.
Ekonomi Jateng juga terus melandai dalam empat kuartal terakhir atau setahun terakhir. Ekonomi melandai dari 5,62% (yoy) pada kuartal II-2022 menjadi 5,04% (yoy) menjadi pada kuartal I-2023.
Melandainya ekonomi Jawa Tengah terutama disebabkan oleh melemahnya konsumsi rumah tangga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jawa Tengah yang kini dipimpin Gubernur Ganjar Pranowo terus mencatatkan perlambatan konsumsi rumah tangga dari 6,14% ( yoy) pada kuartal II-2022, pada kuartal III-2022 sebesar 5,94% (yoy), pada kuartal III-2022 sebesar 5,67% dan pada kuartal I-2023 sebesar 5,31%.
Konsumsi melandai karena tingginya inflasi di Jawa Tengah. Inflasi Jawa Tengah menembus 5,22% (yoy) pada Maret 2023. Inflasi menembus pada akhir tahun lalu 5,63%.
Investasi sudah tumbuh pada kuartal tiga kuartal terakhir setelah terkontraksi pada dua kuartal sebelumnya.
Kendati demikian, ekonomi Jawa Tengah masih tumbuh lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional (5,03%).
Menurut Kepala BPS Jateng Dadang Hardiwan, sejumlah faktor menjadi penopang ekonomi Jawa Tengah pada tahun ini.
Di antaranya, panen raya padi yang mencapai puncak pada Maret 2023. Jawa Tengah sebagai salah satu lumbung padi nasional dan produksi berasnya meningkat 216, 60% secara kuartal (qoq). Produksi beras meningkat 5,24% dibanding tahun sebelumnya.
Hal lain yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Jateng, di antaranya jumlah kendaraan baru yang diperdagangkan di level retail, yang meningkat 13,69% (yoy). Jumlah penumpang moda transportasi yang naik, dan peningkatan hunian kamar yang meningkat 9,76%.
Momen Ramadan juga ikut mengerek peningkatan konsumsi masyarakat yang meliputi makanan, minuman, transportasi, hotel, dan restoran.
Selain itu, terjadi peningkatan konsumsi pemerintah yang didukung oleh peningkatan belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja sosial.
Pertumbuhan perekonomian Jateng juga disokong beberapa hal. Di antaranya, dipengaruhi belanja modal APBN yang tumbuh sebesar 29,51%.
Artikel ini tayang di CNBC Indonesia dengan judul: “Ngapunten, Pak Ganjar! Kok Ekonomi Jateng Makin Loyo”