Porang Jadi Primadona Baru, Presiden Jokowi Instruksikan Agar Dijadikan Komoditas Ekspor Super Prioritas

- Redaksi

Sabtu, 31 Juli 2021 - 15:47 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

Dibaca 3 kali
facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MADIUN, SALAMTIMOR.COM – Presiden Joko Widodo meminta agar para petani Porang jangan asal mengekspor Porang.

Sebelum diekspor, Porang sebaiknya diubah dalam bentuk yang lebih bernilai. Tak sekedar umbi.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Saat ini Madiun menjadi sentra Porang di Indonesia. Ia meminta Porang Madiun diubah menjadi berbagai macam olahan sebelum dieksor.

“Bapak Presiden minta porang tidak lagi diekspor dalam bentuk umbi. Porang Madiun harus ada proses industrikan sebelum diekspor,” ujar Syahrul, saat berkunjung di salah satu pabrik Porang di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Jumat (30/7/2021).

Untuk itu, Syahrul meminta Kabupaten Madiun tak hanya sekadar menjadi sentra budi daya Porang saja.

Namun, kabupaten yang dikenal sebagai kampung pesilat itu dapat menjadi sentra industri olahan Porang di Indonesia.

Apalagi, saat ini porang sudah menjadi komoditi pertanian unggulan ekspor baru selain beras.

“Porang menjadi pilihan Bapak Presiden,” kata Syahrul.

Salah satu sentra industri olahan Porang yang diminati di luar negeri adalah beras shirataki yang bahannya terbuat dari Porang.

Apalagi, beras shirataki dikenal mahal karena cocok digunakan untuk diet.

“Kami tadi melihat ada proses industri sebelum Porang diekspor. Salah satunya bagaimana Porang menjadi beras (shirataki). Dengan demikian, masyarakat global tidak lagi hanya mengenal beras Porang shirataki dari Jepang, tetapi juga ada beras Porang dari Madiun,” kata Syahrul menuturkan, Porang menjadi primadona komoditas ekspor dalam beberapa tahun terakhir.

Salah satu tujuan ekspor Porang terbanyak adalah negeri Sakura.

Di negara itu, Porang dijadikan bahan baku beras shirataki yang sering digunakan sebagai beras diet.

Syahrul mengatakan, Presiden Jokowi menginstruksi Porang untuk dijadikan sebagai komoditas ekspor super prioritas.

Sebab, Porang memiliki potensi besar sebagai produk ekspor yang mendatangkan devisa besar bagi negara.

Hanya saja, Porang yang diekspor itu bukan lagi dalam bentuk umbi.

Porang itu harus diproses terlebih dahulu.

Ia menyebut, Porang dapat diolah menjadi bahan campuran pada produk kue, roti, permen hingga bahan pengental pada produk sirup.

Tak hanya itu, Porang juga dapat diolah untuk bahan produk kosmetik.

Untuk itu, kata Syahrul, Kementan sementara mengembangkan industri Porang dalam skala luas dan lengkap.

Pengembangan industri Porang juga akan dimulai dari hulu hingga ke hilir dengan kelembagaan petani yang kuat.

Menurut Syahrul, pengembangan industri porang dilakukan mengingat permintaan Porang untuk ekspor dan pasar negeri baru terpenuhi sebanyak 10 persen.

Untuk diketahui, Kabupaten Madiun dikenali sebagai salah satu sentra pengembangan Porang di Indonesia.

Tahun lalu, luas lahan budidaya Porang di Madiun mencapai 5.363 hektare.

Pengembangan budidaya Porang di Kabupaten Madiun difokuskan di sepuluh kecamatan.

Sepuluh kecamatan itu yakni Saradan, Kare, Dolopo, Dagangan, Mejayan, Gemarang, Wungu, Wonoasri, Pilangkenceng, dan Madiun.

Untuk mempercepat pengembangan Porang di Kabupaten Madiun, Kementan menggelontorkan aneka program.

Di antaranya, bantuan pupuk organik sebesar 22,8 ton, bantuan bulbil/katak Rp400 juta, serta pendampingan dalam bentuk bimbingan teknis dan kemitraan.

Selain bantuan, Kementan juga memfasilitasi para petani Porang agar mudah mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR).

SUMBER: TRIBUNPEKANBARU.COM

Berita Terkait

IDRIP NTT Gelar Rakor Triwulan I Tahun 2024 Tingkat Provinsi
Evaluasi Pelaksanaan Program, IDRIP Provinsi NTT Gelar Rakor Triwulan IV
Pj. Gubernur NTT Bersama 3 Bupati dari NTT Raih Penghargaan IGA 2023
Dibangun Sejak Tahun 2020 Dengan Anggaran Rp. 173 Miliar, SPAM Kali Dendeng Kupang Diresmikan Presiden Jokowi
Diresmikan Presiden Jokowi, RS dr. Ben Mboi Kupang Miliki Fasilitas Canggih dan Cukup Lengkap
IDRIP Wilayah II NTT Bangun Ketangguhan Masyarakat Melalui Program DESTANA di Manggarai Barat dan Alor
Kemenkes Terapkan Inovasi Wolbachia Atasi Penyakit Demam Berdarah
Diprediksi Bertahan Hingga Februari 2024, BMKG Ungkap Dampak El Nino

Berita Terkait

Rabu, 20 Maret 2024 - 13:36 WITA

IDRIP NTT Gelar Rakor Triwulan I Tahun 2024 Tingkat Provinsi

Jumat, 22 Desember 2023 - 01:30 WITA

Evaluasi Pelaksanaan Program, IDRIP Provinsi NTT Gelar Rakor Triwulan IV

Kamis, 7 Desember 2023 - 13:12 WITA

Dibangun Sejak Tahun 2020 Dengan Anggaran Rp. 173 Miliar, SPAM Kali Dendeng Kupang Diresmikan Presiden Jokowi

Kamis, 7 Desember 2023 - 10:40 WITA

Diresmikan Presiden Jokowi, RS dr. Ben Mboi Kupang Miliki Fasilitas Canggih dan Cukup Lengkap

Kamis, 23 November 2023 - 20:32 WITA

IDRIP Wilayah II NTT Bangun Ketangguhan Masyarakat Melalui Program DESTANA di Manggarai Barat dan Alor

Minggu, 19 November 2023 - 13:13 WITA

Kemenkes Terapkan Inovasi Wolbachia Atasi Penyakit Demam Berdarah

Jumat, 3 November 2023 - 21:07 WITA

Diprediksi Bertahan Hingga Februari 2024, BMKG Ungkap Dampak El Nino

Rabu, 1 November 2023 - 07:19 WITA

IDRIP Provinsi NTT Kembali Gelar Rakor Triwulan III

Berita Terbaru

TTS

Mahasiswa IPS Gelar Survey Pangan di Desa Bikekneno

Jumat, 5 Apr 2024 - 20:46 WITA