TERKAIT BANJIR DI BOKING, INI PENJELASAN PLT KEPALA BPBD KABUPATEN TTS

Sekretaris sekaligus Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kabupaten TTS, Drs. Yerry Otte Nakamnanu, M.Si (Foto sebelum pandemi Covid-19)

SoE, SALAMTIMOR.COM – Curah hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Timor Tengah Selatan sejak seminggu terakhir menyebabkan banjir di kecamatan Boking tepatnya di desa Meusin dan Fatumanufui serta desa Skinu (kecamatan Toianas).

Sekretaris sekaligus Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kabupaten TTS, Drs. Yerry Otte Nakamnanu, M.Si saat dihubungi oleh media Salamtimor.com melalui pesan WhatsApp tentang upaya penanggulangan bencana yang dilakukan menyatakan bahwa lokasi atau titik-titik bencana tersebut sudah ditinjau langsung oleh Bupati TTS dan beberapa Dinas terkait pada hari Senin, 29/03/2021.

“Untuk bencana di desa Meusin dan Fatumanufui, sudah ditinjau oleh Bapak Bupati dan beberapa Kepala Dinas terkait termasuk Dinas PU dan BPBD pada hari Senin, tanggal 29 Maret 2021 kemarin.”

Lanjutnya, “Kami (maksudnya BPBD) dan PUPR sudah koordinasi dengan PUPR Propinsi untuk dilakukan penanganan teknis dengan dasar status bencana dari Bupati TTS.” jelas Nakamnanu.

Sambung Nakamnanu, “Karena titik bencana khusus di jalan berada pada jalan negara, maka akan dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi NTT. Sedangkan titik limbasan air tetap menjadi tanggung jawab Pemda TTS dan sudah diperintahkan oleh Bapak Bupati untuk segera ditindaklanjuti.” ungkapnya.

Saat ditanya apakah ada korban jiwa dan berapa banyak kerugian materil yang ditimbukan dengan adanya bencana ini, maka Nakamnanu menjawab bahwa kalau korban jiwa dan materil sampai saat ini belum ada laporan.

“Tapi yang ditakutkan kalau curah hujan masih tinggi akan sangat rentan sekali adanya korban materil.” tutup Nakamnanu.

AMP TTS Desak PEMDA Ambil Langkah Cepat

Sementara itu, Aliansi Mahasiswa Peduli (AMP) TTS melalui Koordinator Yefta Banunaek meminta Pemerintah Kabupaten TTS mengambil langkah cepat untuk mengurangi resiko bencana.

“Hari ini (Kamis, 01/04/2021) hujan deras dari pagi sampai malam sehingga air meluap sekitar setengah meter, namun warga antisipasi karena mengingat kejadian 2020 pernah makan korban. Kami minta supaya Pemerintah Kabupaten TTS melalu dinas terkait seperti PUPR untuk segera membangun tanggul seperti bronjong untuk meminimalisir atau menihilkan risik bencana,” tutur Yefta.

Sementara, Wakil Koordinator, Yufry Lenamah menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh main – main terhadap risiko bencana yang akan datang.

“Pada bulan November tahun 2010 banjir besar menyebabkan kali Noeponof pernah meluap dan memakan korban jiwa sebanyak 16 orang, 120 lainnya luka-luka, 38 rumah rusak dan kerugian lain yang tidak terdata jumlahnya. Sehingga kami berharap pemerintah Kabupaten TTS khususnya BNPB serius menangani dan membantu masyarakat dalam meminimalisir resiko atau menghilangkan risiko bencana alam,”pungkas Yufry.

(Redaksi STC)

Pos terkait