Jakarta, Salamtimor.com – Kabupaten Kupang, Propinsi NTT digegerkan dengan fenomena alam ‘gunung berpindah’ tepatnya di Takari hingga menutupi ruas jalan trans Timor pada Sabtu, (18/02/2023) lalu. Kejadian ini sontak viral di berbagai media sosial.
Mengenai hal itu, Kepala PVMBG Badan Geologi, Hendra Gunawan menjelaskan bahwa, melihat hasil video dan photo, gerakan tanah di Jalan Trans Nasional Timor di Takari ini cukup luas, PVMBG Badan Geologi menganalisis kemungkinan kejadian tersebut berupa longsoran dengan bidang gelincir dipengaruhi struktur geologi atau bidang gelincir atau batas satuan batuan (litologi) dengan material tanah dan bahan rombakan (jika batuannya sifatnya lepas, tidak padu).
“Percepatan pergerakan juga dipengaruhi atau dikontrol oleh kelerengan, struktur geologi dan tingkat kejenuhan material penyusunnya. Lihat di map, gerakan tanah ini terjadi pada tekuk 2 lereng pada lembah, dan melihat morfologinya merupakan morfologi longsoran lama,” ungkap Hendra dalam statementnya di website resmi Badan Geologi Kementerian ESDM, Dikutip Selasa (21/2/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hendra menyatakan, gerakan tanah kemungkinan dipicu oleh hujan yang terjadi sebelumnya (info dari medsos). “Untuk memastikan detil mekanisme dan faktor penyebabnya memang perlu dilakukan pemeriksaan dan penyelidikan detil di area tersebut,” kata Hendra.
Mengenai isu lempeng Australia, kata Hendra, pergerakan lempeng (tektonik) terjadi di semua tempat di Indonesia, hanya arah dan kecepatannya yang berbeda. “Kalau gerakan tanah sifatnya lokal, sangat dipengaruhi geologinya (litologi dan struktur yg berkembang di area tsb),” ungkap Hendra.
Oleh karena adanya kejadian ini, Badan Geologi Kementerian ESDM merekomendasikan kepada masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan akan potensi kemungkinan longsoran susulan.
“Sementara dibuat jalan alternatif, pembersihan material longsoran dengan melihat kondisi kestabilan material dan cuaca, pemantauan perkembangan retakan, penyelidikan detil area tersebut dan koordinasi dan kolaborasi antar instansi yg berkaitan dengan kebencanaan,” tandas Hendra. (***)