Terkait Fenomena Gunung Pindah di Takari, Begini Penjelasan Badan Geologi

- Redaksi

Rabu, 22 Februari 2023 - 03:46 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

Dibaca 59 kali
facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, Salamtimor.com – Kabupaten Kupang, Propinsi NTT digegerkan dengan fenomena alam ‘gunung berpindah’ tepatnya di Takari hingga menutupi ruas jalan trans Timor pada Sabtu, (18/02/2023) lalu. Kejadian ini sontak viral di berbagai media sosial.

Mengenai hal itu, Kepala PVMBG Badan Geologi, Hendra Gunawan menjelaskan bahwa, melihat hasil video dan photo, gerakan tanah di Jalan Trans Nasional Timor di Takari ini cukup luas, PVMBG Badan Geologi menganalisis kemungkinan kejadian tersebut berupa longsoran dengan bidang gelincir dipengaruhi struktur geologi atau bidang gelincir atau batas satuan batuan (litologi) dengan material tanah dan bahan rombakan (jika batuannya sifatnya lepas, tidak padu).

“Percepatan pergerakan juga dipengaruhi atau dikontrol oleh kelerengan, struktur geologi dan tingkat kejenuhan material penyusunnya. Lihat di map, gerakan tanah ini terjadi pada tekuk 2 lereng pada lembah, dan melihat morfologinya merupakan morfologi longsoran lama,” ungkap Hendra dalam statementnya di website resmi Badan Geologi Kementerian ESDM, Dikutip Selasa (21/2/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hendra menyatakan, gerakan tanah kemungkinan dipicu oleh hujan yang terjadi sebelumnya (info dari medsos). “Untuk memastikan detil mekanisme dan faktor penyebabnya memang perlu dilakukan pemeriksaan dan penyelidikan detil di area tersebut,” kata Hendra.

Mengenai isu lempeng Australia, kata Hendra, pergerakan lempeng (tektonik) terjadi di semua tempat di Indonesia, hanya arah dan kecepatannya yang berbeda. “Kalau gerakan tanah sifatnya lokal, sangat dipengaruhi geologinya (litologi dan struktur yg berkembang di area tsb),” ungkap Hendra.

Oleh karena adanya kejadian ini, Badan Geologi Kementerian ESDM merekomendasikan kepada masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan akan potensi kemungkinan longsoran susulan.

“Sementara dibuat jalan alternatif, pembersihan material longsoran dengan melihat kondisi kestabilan material dan cuaca, pemantauan perkembangan retakan, penyelidikan detil area tersebut dan koordinasi dan kolaborasi antar instansi yg berkaitan dengan kebencanaan,” tandas Hendra. (***)

Berita Terkait

IDRIP NTT Gelar Rakor Triwulan I Tahun 2024 Tingkat Provinsi
Evaluasi Pelaksanaan Program, IDRIP Provinsi NTT Gelar Rakor Triwulan IV
Pj. Gubernur NTT Bersama 3 Bupati dari NTT Raih Penghargaan IGA 2023
Dibangun Sejak Tahun 2020 Dengan Anggaran Rp. 173 Miliar, SPAM Kali Dendeng Kupang Diresmikan Presiden Jokowi
Diresmikan Presiden Jokowi, RS dr. Ben Mboi Kupang Miliki Fasilitas Canggih dan Cukup Lengkap
IDRIP Wilayah II NTT Bangun Ketangguhan Masyarakat Melalui Program DESTANA di Manggarai Barat dan Alor
Kemenkes Terapkan Inovasi Wolbachia Atasi Penyakit Demam Berdarah
Diprediksi Bertahan Hingga Februari 2024, BMKG Ungkap Dampak El Nino

Berita Terkait

Rabu, 20 Maret 2024 - 13:36 WITA

IDRIP NTT Gelar Rakor Triwulan I Tahun 2024 Tingkat Provinsi

Jumat, 22 Desember 2023 - 01:30 WITA

Evaluasi Pelaksanaan Program, IDRIP Provinsi NTT Gelar Rakor Triwulan IV

Kamis, 7 Desember 2023 - 13:12 WITA

Dibangun Sejak Tahun 2020 Dengan Anggaran Rp. 173 Miliar, SPAM Kali Dendeng Kupang Diresmikan Presiden Jokowi

Kamis, 7 Desember 2023 - 10:40 WITA

Diresmikan Presiden Jokowi, RS dr. Ben Mboi Kupang Miliki Fasilitas Canggih dan Cukup Lengkap

Kamis, 23 November 2023 - 20:32 WITA

IDRIP Wilayah II NTT Bangun Ketangguhan Masyarakat Melalui Program DESTANA di Manggarai Barat dan Alor

Minggu, 19 November 2023 - 13:13 WITA

Kemenkes Terapkan Inovasi Wolbachia Atasi Penyakit Demam Berdarah

Jumat, 3 November 2023 - 21:07 WITA

Diprediksi Bertahan Hingga Februari 2024, BMKG Ungkap Dampak El Nino

Rabu, 1 November 2023 - 07:19 WITA

IDRIP Provinsi NTT Kembali Gelar Rakor Triwulan III

Berita Terbaru

TTS

Mahasiswa IPS Gelar Survey Pangan di Desa Bikekneno

Jumat, 5 Apr 2024 - 20:46 WITA