SoE, Salamtimor.com — Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, Sekolah Menengah Teologi Kristen (SMTK) Pieter Middelkoop Kuatnana menggelar In House Training (IHT) Pemanfaatan Fitur Fitur Google Dalam Proses Belajar Mengajar yang diselenggarakan mulai tanggal 15 s.d 17 September 2022.
Kegiatan IHT ini diikuti oleh 20 orang guru pada SMTK Pieter Middelkoop Kuatnana, Pengawas Simon Nabuasa, S.Pd, M.Pd.K dan nara sumber Adoniram Hermanus Benmetan,S.Pd.
Kepala SMTK Pieter Middelkoop Kuatnana, Semelri G.M. Selan, S.Pd., kepada media salamtimor.com menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru sehingga guru lebih kreatif dalam menggunakan media pembelajaran berbasis komputer agar menarik minat belajar siswa.
“Tujuan kami menyelenggarakan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam proses belajar mengajar yang berbasis komputer khususnya penggunaan media power point pada saat pembelajaran di kelas sehingga dapat menarik minat belajar siswa-siswi,” ujar Semerly.
Simon Nabuasa, S.Pd, M.Pd.K., dalam sambutannya menyampaikan bahwa guru saat ini mesti mampu menyesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta terus memperkuat sumber daya yang dimiliki agar tidak ketinggalan.
“Guru-guru saat ini mesti menyesuaikan dengan perkembangan kemajuan dan tehnologi. Selain materi yang akan disampaikan oleh nara sumber di sini, diharapkan guru juga bisa belajar secara otodidik dengan memanfaatkan media-media yang ada agar SDMnya terus ditumbuhkembangkan,” pinta Simon.
Lanjutnya, “Perkembangan sekarang sesungguhnya mempermudah kegiatan belajar mengajar karena sarana atau perangkat pembelajaran seperti labtob dan infocus hampir dimiliki oleh semua sekolah. Tinggal dimanfaatkan, seperti penggunaan power point dalam proses belajar dengan menampilkan gambar-gambar visual agar siswa lebih mudah memahami,” ujar Simon.
“Jadilah seorang guru yang cari tau dan lebih tau dari siswa. Materi hari ini akan disampaikan oleh nara sumber, tapi harapannya sampai di rumah bisa dikembangkan secara mandiri. Implementasi di kelas tergantung kesiapan Bapak/Ibu guru. Siswa juga harus bisa mempersiapakan diri, pacu mereka untuk bertanya saat belajar di kelas. Ini akan memacu kompetensi siswa menjadi lebih baik,” tutup Simon.
Sementara itu, Adoniram Hermanus Benmetan,S.Pd., dalam pengantarnya sebelum menyajikan materi menyampaikan bahwa kegiatan-kegiatan seperti ini merupakan bagian dari mempersiapkan guru untuk menyambut kurikulum merdeka belajar.
Disamping itu, Adoniram Benmetan juga menyampaikan, “guru-guru akan mengakses platform merdeka mengajar, yakni platform teknologi yang disediakan untuk menjadi teman penggerak bagi guru dalam mengajar, belajar, dan berkarya,” jelasnya.
“Lewat platform tersebut guru-guru bisa mempelajari kurikulum merdeka itu seperti apa. Lalu di tahun 2022 baru pemerintah buka pendaftaran untuk sekolah-sekolah yang mau mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar,” tutup Adoniram. (Redaksi ST)