Oleh: Pdt. Dr. Nimrod Fini Faot
Pesan: “Usahankanlah senantiasa yang baik” (1 Tes. 5:14b). Kata perintah “usahankanlah” berarti kita harus kreatif, bertanggung jawab mengusahakan yang baik, hidup disiplin (hidup etis). Kata “senantiasa” berarti “terus menerus, tidak boleh berhenti.”
Sasaran mengusahakan segala yang baik, positif menunjuk kepada sesama saudara seiman dan kepada semua orang. Perbuatan baik tanpa batas teritorial, karena di dorong kasih Kristus (2 Kor. 5:14). Kata “menguasai” = mengontrol, mengarahkan agar tertuju pada sasaran yang baik dan benar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Untuk senantiasa mengusahakan yang baik, dibutuhkan “sukacita senantiasa” (1 Tes. 5:16). Sukacita adalah kekuatan yang dapat mendorong seseorang untuk aktif mengusahakan yang baik bagi orang lain. Sebab sukacita datang dari hati. Hati yang sukacita, tidak akan menghambat aktivitas yang baik dan benar.
Namun untuk memelihara sukacita agar senantiasa mengusahakan yang baik ialah “tetaplah berdoa” (1 Tes. 5:17). Kata “tetaplah” sebagai kata perintah maksudnya “tekun, setia, rajin, terus menerus, dan senantiasa berdoa. Sedangkan “doa” dapat mencegah kita dari dosa. Sebaliknya dosa selalu mencegah doa.
Senantiasa mengusahakan yang baik dengan sukacita dan doa yang tekun dimungkinkan, kalau ada kesediaan mengucap syukur atas segala hal yang kita alami dan hadapi setiap hari.
Sayangnya, hal yang Allah suka, kita sering lupa yaitu “mengucap syukurlah dalam segala hal…!” Ibarat api, ucapan syukur memerlukan kehangatan yakni “sukacita” yang memungkinkan “kesetiaan dalam doa yang di sertai ucapan syukur” (1 Tes. 5:18)
Mengusahakan yang baik dengan sukacita dan doa serta ucapan syukur, merupakan rompi perlindungan untuk hidup aman di tengah tantangan dan ancaman.
Karena itu, marilah kita melindungi diri dengan bertekad dan nekad melakukan yang TUHAN Allah suka, yakni “usahakan senantiasa yang baik dengan sukacita, doa yang ditekuni dan ucapan syukur” (1 Tes. 5:15b-18). Selamat beraktivitas. Shalom