Utusan Tari Nasional Perwakilan NTT Asal TTS Ajak Generasi Muda Untuk Mencintai Budaya

MAUMERE, SALAMTIMOR.COM– Pasangan finalis ajang pemilihan Putera Puteri Tari Nasional Indonesia tahun 2021 utusan NTT, Natalsya Vandana Sape (19) dan Jhoshua Charisma Loak (17) meminta generasi muda untuk tetap mencintai dan mengembangkan budaya NTT.

“Budaya yang dimiliki NTT sangat unik dan sangat luas serta beragam sehingga  NTT menjadi terkenal di mancanegara,” ungkap pasangan finalis  Kabupaten TTS, Perwakilan NTT sebagaimna dikutip dari Lintastimor.com pada Jumat (11/6/2021)  di hotel Capa Maumere, Flores.

Natalsya Vandana Sape dan Jhoshua Charisma Loak utusan Propinsi NTT dari kabupaten TTS ini mempunya motivasi yang besar ingin mengembangkan bakat dan kemampuan yang mereka miliki saat ini.

Berada diantara 52 Finalis, keduanya juga belajar bersosialisasi dengan sesama teman dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Terkait bagaimana  melihat budaya NTT sendiri, menurut pasangan finalis ini mengatakan bahwa budaya NTT sangat beragam selain itu NTT juga sangat luas.

Motif kain yang unik dan berbeda-beda, adat istiadat, rumah adat, budaya dan juga makanan khas yang ada di NTT sangat beragam.

“Kedepan kami ingin mengembangkan lebih khusus tarian yang ada di NTT dan bisa dimodifikasi dan mengembangkan tarian yang lebih milenial dan tarian tradisional. Itu harapan kami sebagai utusan.” tutur mereka.

52 finalis yang berasal dari propinsi yang berbeda-beda mengikuti Kontest Tari Indonesia di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Propinsi NTT.

Propinsi NTT mengirimkan dua pasang finalis, yakni Finalis Putra Putri Tari NTT 1 dan NTT 2 ini merupakan kebijakan  dalam menghargai NTT sebagai tuan rumah pada ajang Tari Indonesia tahun 2021.

Sementara itu, salah satu finalis utusan Propinsi NTB, Dewi (20) berharap dengan adanya  kegiatan ini banyak generasi muda terinspirasi untuk menjaga dan melestarikan budaya yang mana ini sangat penting bagi dunia pariwisata di NTT dan  Indonesia.

Dewi menuturkan untuk pertama kalinya dirinya menginjakan kaki di NTT khususnya di Maumere. Karena selama ini yang ada dalam benaknya yaitu Labuan Bajo, pulau Kamodo dan Tarian Gemufamire.

Ia menyebutkan lagu Gemufamire di NTB merupakan senam wajib. Setiap senam itu wajib lagu Gemufamire karena musik dan goyangannya itu sangat unik dan enak didengar.

Ketika semua peserta diminta untuk mengenakan kain tenun Maumere, menurut Dewi, mahasiswa Politeknik Pariwisata Negeri Lombok itu hanya selembar kain apapun bisa dilakukan tergantung kita mengkolaborasikan sesuia badan kita.

Dewi menuturkan dirinya mengenakan kain motif burung dan sangat bagus karena pertama kali melihat motif ini dan hanya ada di Maumere.

“Ini pertama kali saya lihat dan saya kenakan.” ujarnya.

Dewi pun berpesan kepada generasi muda hendaklah belajar dan mencintai  budaya karena budaya bisa mendatangkan wisatawan lebih banyak.

Wisatawan datang ke Indonesia bukannya melihat keindahan alam tetapi ingin menyaksikan kebudayaan dalam hal ini tarian karena beranekaragam.” ucapnya.

“Untuk pemerintah NTT agar lebih sigap dalam mendorong kegiatan apapun mengenai budaya karena itu menurut saya pemerintah pusat jangan hanya menetapkan destinasi itu-itu saja tetapi menyeluruh dan merata.” tutur Dewi.. (**Tim)

Pos terkait