Home / TTS

YPKM dan KaSoGi Bangun Satu Unit Rumah Layak Huni Untuk Warga Fatukopa

- Redaksi

Sabtu, 17 Juli 2021 - 13:31 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

Dibaca 0 kali
facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua YPKM, Sandy Matias Rupidara bersama Martha Manu, warga desa Fatukopa.

Ketua YPKM, Sandy Matias Rupidara bersama Martha Manu, warga desa Fatukopa.

SoE, SALAMTIMOR.COM — Kemajuan Iptek yang ditandai dengan perkembangan digitalisasi yang pesat saat ini, ternyata masih meninggalkan berbagai kesenjangan ditengah-tengah masyarakat.

Jangankan ikut menikmati eforia digitalisasi, untuk urusan makan-minum saja masih menjadi pergumulan berat bagi sebagain masyarakat kelas bawah.

Belum lagi diperparah dengan kondisi rumah sebagian masyarakat yang benar-benar tidak layak untuk di huni. Disinilah jurang kesenjangan itu nampak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Walaupun sudah ada Dana Desa, akan tetapi belum mampu menjawab kondisi miris yang dialami oleh sebagian masyarakat yang kurang mampu khususnya soal penyediaan rumah layak huni.

Kondisi rumah Martha Manu, warga desa Fatukopa, kecamatan Fatukopa, kabupaten TTS.

Martha Manu, warga RT. 001 / RW. 001, desa Fatukopa, kecamatan Fatukopa, kabupaten TTS adalah salah satu masyarakat yang tinggal bertahun-tahun dalam kondisi rumah yang di atap dan di dinding dari daun kelapa.

Nasib yang sungguh memilukan dan penuh keterbatasan. Wanita parubaya ini harus menerima kenyataan tinggal dalam rumah yang berukuran sangat kecil. Selalu tidur beralaskan tikar.

Walaupun keadaan dan kondisi mama Martha sungguh memprihatinkan, namun hingga saat ini belum ada bantuan dari pemerintah desa maupun pihak lainnya.

Saat ditemui dikediamannya, Martha Manu mengisahkan bahwa dirinya selama ini tinggal sendiri dirumah tersebut semenjak almarhum Bapaknya meninggal.

Ia mengaku kalau kondisi rumahnya ini sudah pernah di datangi oleh mantan kepala desa waktu itu bersama Camat periode sebelumnya namun setelah mereka kembali tidak ada tindak lanjut.

Saat ditanyai apakah ada bantuan dana desa, maka Martha cuman mengatakan bahwa ia hanya mendapatkan bantuan BLT Covid saja.

Peletakan Batu Pertama oleh Ketua YPKM, Sandy Matias Rupidara untuk pembangunan rumah layak huni bagi Martha Manu, warga desa Fatukopa yang bertahun-tahun tinggal dirumah reot.

Setelah mengetahui informasi tentang kondisi rumah mama Martha Manu, maka Yayasan Pelita Kehidupan Masyarakat (YPKM) dan Komunitas SoE Berbagi (KaSoGi) tergugah dan merasa empati dan langsung merespon dengan membantu satu unit rumah baru bagi mama Martha.

Kepada media ini, Ketua Yayasan Pelita Kehidupan Masyarakat (YPKM), Sandy Matias Rupidara setelah acara pelatakan batu permata untuk pembangunan rumah Martha Manu pada Jumat (16/07) menyampaikan bahwa informasi tentang kondisi rumah mama Martha telah diketahui pada beberapa waktu yang lalu.

“Beberapa waktu yang lalu kita mendapat informasi bahwa kondisi seorang ibu sangat memprihatikan karena tinggal dirumah yang benar-benar tidak layak huni selama beberapa tahun di Fatukopa. Karena itu, maka kami digerakkan oleh Tuhan untuk melihat bahwa ada sebuah jeritan jiwa yang menanti untuk segera ditolong agar bisa keluar dari penderitaan. Dan hari ini kita hadir untuk menolong.” ucap Sandy.

Lanjut Sandy, “keadaan seperti ini tidak perlu kita salahkan siapa-siapa. Tetapi yang dibutuhkan saat ini adalah tindakan nyata untuk menolong mereka yang benar-benar pantas dan patut untuk ditolong.”

“Dan oleh anugerah Tuhan, maka hari ini kita mulai dengan peletakan batu pertama untuk membangun satu unit rumah permanene berukuran 4×6 untuk mama Martha.” ucap Sandy.

Sambungnya, “pekerjaan rumah bagi mama Martha ini akan dibantu oleh jemaat Talitakum Tuapene, bekerja sama dengan pak Amros dari gereja GBI Filadelfia Fatukopa.” tutup Rupidara

Penulis: Inyo Faot

Berita Terkait

Syukuran Tahunan, IPPAT dan INI Berbagi Kasih Kepada Anak-Anak Stunting di Desa Kesetnana
Lantik 12 Pejabat Eselon II, Bupati TTS: Kita Harus Pertahankan Opini WTP
Bupati TTS Hadiri Kegiatan Sosialisasi Transparansi PBJ Satuan Pendidikan dan Onboarding UMKM Lokal
Tanggap Terhadap Wilayah Terdampak Kekeringan, BPBD TTS Salurkan Air Bersih
Pemkab TTS Raih Predikat B Akuntabilitas Kinerja Tahun 2023 Setelah Sepuluh Tahun Memperoleh Nilai CC
Kepsek SMPN Nefotes: YASPENSI Beri Warna Tersendiri Dalam Pendampingan Literasi
Hadiri Hari Bhakti PU, Bupati TTS Tegaskan ASN Harus Netral Pada Pemilu 2024
Upah Masyarakat Pekerja Jalan Rabat Belum Dibayarkan, Ini Penjelasan Kepala Desa Hoi

Berita Terkait

Sabtu, 3 Februari 2024 - 22:58 WITA

Syukuran Tahunan, IPPAT dan INI Berbagi Kasih Kepada Anak-Anak Stunting di Desa Kesetnana

Selasa, 19 Desember 2023 - 11:12 WITA

Lantik 12 Pejabat Eselon II, Bupati TTS: Kita Harus Pertahankan Opini WTP

Sabtu, 9 Desember 2023 - 12:54 WITA

Tanggap Terhadap Wilayah Terdampak Kekeringan, BPBD TTS Salurkan Air Bersih

Kamis, 7 Desember 2023 - 09:21 WITA

Pemkab TTS Raih Predikat B Akuntabilitas Kinerja Tahun 2023 Setelah Sepuluh Tahun Memperoleh Nilai CC

Selasa, 5 Desember 2023 - 23:52 WITA

Kepsek SMPN Nefotes: YASPENSI Beri Warna Tersendiri Dalam Pendampingan Literasi

Selasa, 5 Desember 2023 - 16:53 WITA

Hadiri Hari Bhakti PU, Bupati TTS Tegaskan ASN Harus Netral Pada Pemilu 2024

Sabtu, 2 Desember 2023 - 23:34 WITA

Upah Masyarakat Pekerja Jalan Rabat Belum Dibayarkan, Ini Penjelasan Kepala Desa Hoi

Rabu, 29 November 2023 - 17:29 WITA

Gigitan HPR di Kabupaten TTS Capai 2.132 Kasus, 11 Orang Meninggal Dunia

Berita Terbaru